Gagal di Perempat Final, Tim Uber Patut Diapresiasi

Nasional ‐ Created by TIF

JAKARTA - Sukses yang dibuat Tim Thomas Indonesia tak sejalan dengan yang dibuat Tim Uber. Langkah Greysia Polii dan kawan-kawan dihentikan Korea Selatan 0-3 di perempat final Piala Uber 2016. Hasil ini sekaligus menuntaskan target yang diberikan PBSI kepada para Srikandi Merah Putih.

Lewat hasil ini, Indonesia harus angkat koper dari Piala Uber yang gelarnya sangat dirindukan masyarakat Indonesia itu. Indonesia terakhir kali menjadi juara Piala Uber pada 1996 dari tiga gelar yang sudah pernah di bawa pulang selain 1975 dan 1994. 

Legenda bulutangkis Indonesia Susi Susanti mengatakan, hasil yang didapatkan Tim Uber kali ini bukan sesuatu yang jelek. Mengingat para pemain yang diturunkan bukan sepenuhnya tim inti melainkan pemain muda yang masih minim pengalaman untuk tampil di turnamen beregu sekelas Piala Uber. 

"Hasil ini yang terbaik yang mereka bisa berikan. Dua tahun ke depan harapannya mereka bisa lebih matang baik dari segi teknik, fisik dan mental. Mereka mendapatkan pengalaman yang luar biasa setelah ini dan akan memberikan dampak positif buat dua tahun ke depan," kata Susi yang dihubungi Djarumbadminton, kemarin. 

Apalagi para pemain muda yang tampil juga terus memperlihatkan kemampuannya, lanjut Susi. Dia berharap, ini adalah awal baik yang ditunjukkan para pemain muda untuk membangkitkan kembali gairah pemain putri Indonesia di berbagai ajang multievent internasional ke depannya. 

Kekalahan pertama Tim Uber Merah Putih dibuat Maria Febe Kusumastuti dari Sung Ji Hyun dengan skor 21-13, 21-12. Nomor ganda yang awalnya menjadi andalan Indonesia untuk mencuri poin, juga lepas dari genggaman kala pasangan Greysia Polii/Anggia Shitta Awanda gagal menahan laju Jung Kyung Eun/Shin Seung Chan dan ditaklukkan dengan skor 13-21,19-21. 

Meskipun belum berhasil memperpanjang nafas tim Uber, namun perjuangan Fitriani patut diapresiasi. Pemain muda Indonesia yang kini ada di peringkat 53 dunia, mampu memberi perlawanan terhadap Bae Yeon Ju yang lebih berpengalaman dan peringkatnya lebih tinggi yaitu 14 dunia lewaat skor akhir 13-21, 21-14, 15-21. 

"Alhamdulillah saya bisa mengimbangi permainan lawan yang rangkingnya jauh diatas saya, namun dia lebih matang dang lebih berpengalaman. Masih banyak yang mesti diperbaiki dari penampilan saya. Misalnya variasi pukulan, kecepatan kaki, power, serangan dan akurasi pukulan," kata Fitriani dikutip Badmintonindonesia.org.

Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora Gatot S Dewa Broto mengatakan, pihaknya mengapresiasi kerja keras yang sudah dibuat Tim Uber Indonesia di Kunshan. Kendati demikian, menyoal pemain muda yang lebih banyak diturunkan adalah tahap kaderisasi yang cukup bagus yang dibuat PP PBSI. 

"Salah satu kendala yang ada selama ini di bagian putri adalah mengandalkan pemain senior. Ada kalanya saat menurunkan pemain junior tidak sesuai harapan, tapi aspek jam terbang ini pasti sangat menguntungkan sekali. Harapannya dua tahun ke depan hasilnya bisa kelihatan. Ini tak lepas dari kebijakan PBSI yang berani menurunkan pemain muda," pungkasnya.