"Menurut saya, setiap pertandingan itu penting tapi kami senang bisa menyabet dua gelar Super 1000 tahun ini. Selanjutnya kami target di kejuaraan Asia dan selanjutnya Kejuaraan Dunia," kata Fajar melalui keterangan pers keterangan Humas PP PBSI.
Dukungan orang-orang terdekat juga mempengaruhi progres positif yang ditorehkan pasangan peringkat satu dunia itu hingga bisa menaiki podium tertinggi pada turnamen bulu tangkis tertua di dunia itu. "Mereka selalu ada untuk kasih motivasi dan yang harus diingat setelah juara ini kami bukan siapa-siapa lagi, jadi harus tetap berjuang lagi dan terus memberikan yang terbaik," Rian menambahkan.
Sehubungan dengan pertandingan di final final, Fajar menceritakan, melawan rekan senegara apalagi ganda putra senior merupakan tantangan tersendiri. Meski unggul dari faktor tenaga, namun rata-rata pasangan senior punya bekal pengalaman dengan jam terbang yang tinggi.
Namun, pada peristiwa yang terjadi pada partai puncak ganda putra All England 2023, Fajar melihat Ahsan/Hendra alias "The Daddies" sudah kehabisan energi sehingga bisa ditaklukkan dengan cukup mudah hanya dalam 34 menit. "Hari ini terlihat Ahsan/Hendra kelelahan, dalam arti sejak babak delapan besar dan semifinal selalu bermain rubber game dan sangat alot," katanya, seperti dilaporkan Antara.
"Jadi, mungkin kondisi mereka kurang fresh dan fit. Tadi beberapa kali kami coba bermain speed dan power dan mereka kewalahan," Fajar, menambahkan.
Sebagai ganda putra papan atas, Fajar/Rian juga menaruh simpati perjuangan Ahsan yang berusaha menyelesaikan pertandingan meski mengalami cedera. "Pertama-tama mengucap syukur Alhamdulillah bisa bermain dengan lancar dan tanpa cedera. Perasaannya luar biasa senang, tapi di satu sisi kami sedih juga karena di poin-poin akhir bang Ahsan sempat cedera," kata Rian.
"Semoga Bang Ahsan segera pulih dan bisa kembali berkompetisi nantinya," pungkasnya.