Catatan Luar Lapangan Raventus Pongoh

Raventus Pongoh (kiri) dan Para Wasit serta Hakim Garis Para Bulu Tangkis di Paralimpiade Tokyo 2020 (Foto: Dok. Raventus Pongoh)
Raventus Pongoh (kiri) dan Para Wasit serta Hakim Garis Para Bulu Tangkis di Paralimpiade Tokyo 2020 (Foto: Dok. Raventus Pongoh)
Internasional ‐ Created by EL

Jakarta | Selain atlet dan pelatih para bulu tangkis, wasit dan hakim garis asal Indonesia juga hadir di Stadion Nasional Yoyogi, tempat dilangsungkannya berbagai partai seru para bulu tangkis di Paralimpiade Tokyo 2020. Mereka adalah Robertus Tommy Oscariano dan Abdul Latif selaku wasit serta Raventus Pongoh sebagai hakim garis. Raventus dan para bulu tangkis masing-masing mencatatkan debut di Paralimpiade, yang sempat ditunda setahun akibat belenggu pandemi.

Syahdan, Raven --sapaan karibnya-- tercatat sebagai hakim garis cadangan untuk Olimpiade Tokyo 2020. Kesempatan langka untuk hadir di ajang multi-cabang tersebut tak kunjung datang. Imbauan dari Federasi Bulu Tangkis Internasional (BWF) untuk tetap mengisi posisi cadangan Paralimpiade Tokyo 2020, juga disampaikan kepada putra legenda bulu tangkis Indonesia Lius Pongoh ini.

"Tiba-tiba, dua minggu sebelum keberangkatan (ke Paralimpiade Tokyo 2020), saya dapat informasi bahwa mereka (BWF) butuh (hakim garis). Urgent banget," tutur Raven.

Bergegas, Raven menginformasikan ke PP PBSI tentang kebutuhan hakim garis di Paralimpiade Tokyo 2020. Setelah mengantongi ijin PBSI, Raven wajib melalui uji kesehatan sebelum terbang ke Negeri Sakura tersebut, berupa tes polymerase chain reaction (PCR) sebanyak satu kali dalam sehari selama tujuh hari berturut-turut! Alhasil, semua tes usap PCR dinyatakan negatif.

Setibanya di Bandara Internasional Narita, Tokyo, pada 29 Agustus 2021, dua wasit dan satu hakim garis asal Indonesia ini kembali harus menjalani tes Covid-19, kali ini dengan saliva. Meski tak diharuskan menjalani karantina, ketiganya baru diijinkan ke Stadion Yoyogi dua hari setelah menginjakkan kaki di Tokyo.

Tiada hari tanpa pertandingan bagi Raven, sejak partai pertama cabang olahraga para bulu tangkis digelar pada 1 September. "Tidak ada waktu kosong," singkat, pria berkaca mata ini menuturkan. "Biasanya, di Olimpiade petugasnya banyak. Sehingga mereka masih ada yang mendapatkan jatah satu sampai dua hari tanpa tugas," Raven, menambahkan.

Hingga hari terakhir, Raven, hakim garis dengan lisensi BWF ini, masih mendapatkan tugas untuk partai tunggal putra SL4 antara Lucas Mazur asal Prancis dan Suhas Lalinakere Yathiraj (India).

Bersua dengan 96 hakim garis lainnya serta para wasit yang bertugas, dinilai Raven sebagai pengalaman yang sangat berkesan. Ada wajah-wajah baru, namun tak sedikit pula kawan lama yang dijumpainya dan bertugas bersama di empat lapangan para bulu tangkis itu. Namun, perjuangan atlet-atlet para bulu tangkis di berbagai klasifikasi, adalah kesan yang sulit lepas dari ingatan Raven. "Dari latihannya, perlawanan mereka di lapangan, begitu juga tekad dari para atlet para bulu tangkis ini, sungguh luar biasa. Saya salut dengan mereka," pungkasnya.