Bertanding di Olympic Sports Center Gymnasium, Changzhou, China, Kamis (19/9) pagi waktu setempat, Dejan/Gloria menang tiga gim 21-15, 13-21, 21-9 dalam tempo 56 menit atas wakil negeri jiran tersebut. "Alhamdulillah hari ini kami bisa bermain cukup baik. Dari permainan, ini pertemuan pertama kali kami dengan mereka jadi awalnya masih meraba-raba kekuatan dan kelemahan masing-masing," jelas Dejan kepada tim Humas dan Media PP PBSI.
"Kami siap dan yakin dulu dengan pola permainan yang ingin kami mainkan. Saat menang angin harus bagaimana, saat kalah angin bagaimana, itu modal pertama," tambah pemuda asal Garut, Jawa Barat, tersebut.
"Kami bisa start bagus di gim pertama, sebaliknya mereka di gim kedua berhasil membuat kami tertekan dan akhirnya lebih percaya diri. Di gim ketiga sampai poin 8-8 sempat rapat poinnya, setelah itu saya coba inisiatif, lebih fokus dan bisa dapat banyak poin," Dejan, menambahkan.
Sementara, Gloria berpendapat, Chen/Toh mempunyai gaya permainan yang hampir serupa dengan kebanyakan ganda campuran Indonesia. Oleh karenanya, menurut atlet berpostur tubuh jangkung ini, ia dan pasangannya paham betul cara menghadapi pola serta gaya permainan pasangan berperingkat ke-9 dunia tersebut. "Mereka punya progress yang bagus jadi cukup senang di pertemuan pertama kami bisa menang," katanya.
"Semalam setelah lihat mereka jadi calon lawan kami, ada perasaan akhirnya bertemu juga setelah banyak turnamen dilalui. Kurang lebih dua tahun baru bertemu, sesuatu yang agak mengherankan," tambah Gloria.
Di perempat final, Dejan/Gloria bakal bertemu pasangan Malaysia lainnya, Hoo Pang Ron/Cheng Su Yin. Mereka melaju ke babak delapan besar berkat kemenangan atas pasangan senegara Roy King Yap/Valeree Siow dengan skor 21-9, 21-15.
Inilah laga perempat final pertama bagi Dejan/Gloria dalam tiga bulan terakhir, setelah pencapaian serupa pada Indonesia Open 2024. Sejak turnamen level BWF World Tour Super 1000 tersebut, Dejan/Gloria selalu kandas di babak 32 besar pada empat turnamen berikutnya.