China Open 2025 - Terima Kasih, Fajar/Fikri!

Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri (Humas PP PBSI)
Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri (Humas PP PBSI)
Internasional ‐ Created by EL

Changzhou | Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri mengakhiri paceklik gelar juara di sektor ganda putra, setelah menempati podium teratas China Open 2025. Mereka adalah wakil Indonesia pertama pada musim kompetisi tahun ini yang menjuarai turnamen bulu tangkis level BWF World Tour Super 1000, sesudah dua ganda putra "Merah Putih" lainnya harus puas dengan status runner-up.

Fajar/Fikri, yang disebut oleh Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Eng Hian sebagai pasangan dadakan, meluapkan rasa syukur atas hasil yang mereka capai pada Japan Open 2025 dan China Open 2025. "Sebenarnya kami juga punya ekspektasi di Jepang minggu lalu bahwa kami bisa, tapi Tuhan punya rencana lebih baik dengan juara di sini," kata Fajar kepada tim Humas dan Media PP PBSI, Minggu (27/7).

Satu pekan lalu di Tokyo Metropolitan Gymnasium, Tokyo, Jepang, langkah Fajar/Fikri terhenti di perempat final. Mereka kalah dari Goh Sze Fei/Nur Izzuddin, ganda putra Malaysia yang pada pekan itu berstatus ganda putra nomor satu dunia. 

Kedua pemain yang berasal dari klub bulu tangkis SGS-PLN Bandung itu lalu terbang ke Changzhou, China, dan memulai China Open 2025 dengan kemenangan atas Choong Hon Jian/Haikal Muhammad asal Malaysia. Mereka terus melaju dengan kemenangan straight games atas Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani (Indonesia), pasangan nomor satu dunia Kim Won Ho/Seo Seung Jae (Korea Selatan), dan wakil tuan rumah Liang Wei Keng/Wang Chang. 

Di final, Fajar/Fikri menundukkan wakil Malaysia yang juga ganda putra nomor dua dunia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik. Di partai puncak melawan pasangan yang diasuh oleh Herry Iman Pierngadi tersebut, Fajar/Fikri menang dua gim langsung 21-15, 21-14 dalam tempo 35 menit.

Sujud syukur, hal pertama yang dilakukan Fikri setelah meraih poin terakhir. Sementara, Fajar bergegas ke kursi di belakang lapangan lalu memeluk pelatih Antonius Budi Ariantho. Fajar berujar, "Gelar yang kami persembahkan untuk Indonesia, untuk PBSI, untuk pelatih yang telah melatih kami penuh dengan kesadaran dan ketekunan. Terima kasih juga untuk semua pendukung yang terus mendukung kami tidak henti-hentinya.

"Gelar ini juga secara khusus kami persembahkan untuk legenda bulu tangkis Indonesia asal Bandung, kota kami berdua, yang baru saja berpulang minggu ini, Kang Iie Sumirat," Fajar, menjabarkan.