"Puji Tuhan! Terima kasih hari ini saya bisa bermain cukup baik," kata Jojo kepada tim Humas dan Media PP PBSI.
"Sen adalah pemain yang ulet dan tidak mudah dimatikan, pertahanannya bagus jadi pendekatan pertandingannya pun tadi berbeda dengan pertandingan-pertandingan kemarin," Jojo, menjelaskan.
Di partai semifinal ini, Jojo berupaya bermain sabar, mencoba mengatur tempo permainan, lalu lalu menanti kesempatan meraih poin. Hampir serupa kala ia berhadapan dengan Kunlavut Vitidsarn dari Thailand di babak delapan besar. "Bila saya terlalu mengobral serangan malah lebih enak ke dia," ujar atlet asal klub PB Tangkas Jakarta ini.
Jojo juga mengungkapkan, sepanjang pertandingan ia hanya terus mengatur fokus untuk meraih poin demi poin, khususnya di gim penentu. Kesabaran Jojo diuji selepas interval gim ketiga, ketika kedua pemain terlibat saling kejar-mengejar angka. "Begitu terus bergantian, dan momentum itu yang terus saya pertahankan agar tidak menjadi berbalik," tuturnya.
Rasa senang meliputi Jojo setelah memastikan satu tempat di final turnamen level BWF World Tour Super 750 ini. Namun, ia belum mau memikirkan partai puncak yang akan digelar keesokan hari. "Final kedua saya di Japan Open setelah tahun 2019 dan saya senang pastinya. Terlebih, karena saya bisa mengambil poin lebih banyak di sini setelah beberapa turnamen tidak cukup bagus," paparnya.
"Untuk final, belum berpikir ke sana," demikian Jojo.