(Japan Open) Praveen/Melati Tunda Kemenangan

Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti (kanan) keluar sebagai runner up Japan Open 2019 BWF World Tour Super 750.
Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti (kanan) keluar sebagai runner up Japan Open 2019 BWF World Tour Super 750. (Foto: PBSI)
Internasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Pasangan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti masih harus menunda harapannya untuk bisa meraih gelar juara di ajang Japan Open 2019 BWF World Tour Super 750. Praveen/Melati keluar sebagai runner up setelah kalah 17-21 dan 16-21 atas ganda campuran Tiongkok, Wang Yilyu/Huang Dongping pada laga final yang berlangsung di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Minggu (28/7).

Praveen/Melati nyaris dibuat frustasi dengan pertahanan kokoh yang diperlihatkan Wang/Huang sepanjang pertandingan kali ini. Sejumlah percobaan serangan dengan smash-smash tajam yang dilakukan Praveen/Melati masih mampu dikembalikan ganda campuran peringkat dua dunia itu.

“Tadi kita sudah coba untuk ubah permainan setelah kalah di game pertama, tapi perbedaan angkanya masih tetap jauh terus. Kalau melawan mereka, dari start-nya tidak boleh tertinggal, kalau skornya mepet-mepet terus mungkin bisa mengejar,” kata Melati Daeva Oktavianti.

“Pasangan Tiongkok ini sangat solid dan tidak mudah dikalahkan, saya dan Mely (Melati) sudah mencoba semaksimal mungkin menembus mereka dan memberikan perlawanan. Kita sudah reli-reli tapi tetap terbawa pola main mereka, ini yang mesti diwaspadai saat melawan mereka,” sambung Praveen Jordan menambahkan.

Ini menjadi kekalahan ketiga yang dialami Praveen/Melati atas Wang/Huang di partai puncak. Sebelumnya, pada babak final India Open 2019 BWF World Tour Super 500 dan Australian Open 2019 BWF World Tour Super 300, Praveen/Melati juga harus puas keluar sebagai runner up.

Japan Open 2019 BWF World Tour Super 750 ini juga tercatat sebagai final perdana bagi Praveen/Melati di turnamen level super 750. Meski harus finis di urutan kedua, Praveen/Melati mengaku cukup puas dengan penampilan mereka menuju partai puncak. Pencapaian ini diakui Praveen/Melati cukup untuk meningkatkan rasa kepercayaan diri mereka jelang turnamen-turnamen berikutnya.

“Evaluasinya, pola permainan kita harus lebih matang lagi, di individunya juga. Kalau kalah di game pertama tidak boleh down, walaupun kepikiran tapi harus cepat dibuang pikiran seperti itu. Kalau mau masuk lapangan pun harus lebih percaya diri lagi,” tutup Praveen.