"Kalau dari segi sudah, sama-sama tahun harus main gimana, harus ngadu kayak gimana. Cuma di gim pertama setelah interval 11, Toma ada berubah main sedikit dan saya kurang siap jadi banyak mati-mati sendiri," tuturnya melalui keterangan pers Humas dan Media PP PBSI.
Setelah kehilangan gim pertama, Anthony menyatakan sudah lebih siap dengan setiap perubahan permainan yang ditunjukkan Toma. Meski pertarungan tak kalah ketatnya seperti gim pembuka, Anthony dapat memaksakan rubber game. "Gim ketiga pun sebenarnya sama. Poin-poinnya selalu ketat dari awal gim, tapi pas (menjelang) akhir gim saya memang lebih mempercepat permainan dan menyerang," ungkapnya.
"Dan ada momen di match point 20-19, saya terpeleset dan merasa sedikit kram di kaki kiri. Jadi setelah itu saya mesti cari permainan yang tepat untuk bisa memenangkan pertandingan," Anthony, menyatakan.
Dengan hasil ini, Anthony mengalami kekalahan dua kali berturut-turut dari Toma di gelanggang arena yang sama. Setahun lalu, kedua pemain bersua di fase penyisihan Grup H Olimpiade Paris 2024 yang dimenangkan Toma melalui tiga gim 19-21, 21-17, 15-21.
Pada musim kompetisi tahun ini, Anthony absen dari persaingan sejak Januari lalu karena cedera bahu kanan. Selain Kejuaran Dunia 2025, ia telah bertanding pada Japan Open 2025 dan China Open 2025. Ia mengaku sudah tidak lagi merasakan sakit, meski selalu gagal melampaui babak-babak awal. "Tinggal sekarang bagaimana saya mengembalikan turnamen feeling yang tentunya sangat berbeda di pertandingan dan latihan, kayak tadi ngadu strategi dan mental di lapangan pertandingan," pungkasnya.


