Kemenangan Hebat Okuhara di Kejuaraan Dunia 2017 dan Kekalahan Telaknya di Kejuaraan Dunia 2019

Nozomi Okuhara (Jepang) saat memberikan salam penghormatan.
Nozomi Okuhara (Jepang) saat memberikan salam penghormatan.
Internasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Peblutangkis tunggal putri asal Jepang, Nozomi Okuhara menceritakan kenangan atas kemenangan hebatnya saat merebut gelar Juara Dunia pada ajang World Championships 2017. Saat itu, dia sukses mencicipi manisnya tahta juara usai memetik kemenangan tipis atas wakil India, Pusarla V. Sindhu dengan skor 21-19, 20-22 dan 22-20.

Dalam bincang-bincang daring di kanal youtube Badminton TV, Okuhara membeberkan apa yang dia rasakan saat melakoni pertarungan panjang dengan Sindhu yang berdurasi 110 menit itu. Kalau dingint-ingat, kata Okuhara, itu adalah pertandingan yang menguras tenaga dan pikiran.

“Untuk sekarang, mungkin saya sudah tidak bisa lagi bermain seperti itu,” ujar Nozomi Okuhara lalu tertawa.

“Saat itu, saya hanya fokus pada pertandingan. Dan kalau diingat-ingat, pertandingan waktu itu sangat sulit sekali. Bahkan sepertinya, saya tidak akan bisa seperti itu lagi untuk sekarang ini. Itu pertandingan yang sangat panjang, tapi kami bisa menikmatinya dan saya bisa melakukan semuanya. Saat itu, saya tidak berpikir akan kalah,” ungkapnya.

Pertemuan Okuhara dan Sindhu kembali terjadi di partai final World Championships 2019. Sayangnya, pada kejuaraan dunia tahun lalu itu, Okuhara justru harus menelan kekalahan telak di tangan Sindhu. Hanya dalam tempo 37 menit, tunggal putri nomor empat dunia itu tumbang 7-21 dan 7-21.

“Saat itu, saya sedang mencoba strategi baru untuk persiapan menuju Olimpiade Tokyo. Tapi sekarang saya berpikir, mungkin saat itu saya masih belum tahu dengan jelas apa yang harus saya lakukan untuk Olimpide Tokyo. Jadi saya agak bingung,” jelasnya.

2019 boleh dibilang menjadi tahun yang kurang menyenangkan bagi Okuhara. Meski mampu mencapai enam kali partai final, namun sepanjang tahun lalu, dia tidak berhasil meraih satu pun gelar juara dari total 19 turnamen yang diikutinya.

“Tahun lalu, bukan hanya kejuaraan dunia, tapi di kejuaraan lain juga saya tidak bisa mendapatkan gelar. Saya bisa beberapa kali ke babak final, tapi saya belum bisa menang. Saat itu, saya belum tahu kenapa tidak bisa juara dan belum tahu harus melakukan apa untuk mempersiapkan diri ke Olimpiade Tokyo. Tapi sekarang, saya pikir saya sudah mengerti apa masalahnya,” tuturnya.

“Sekarang, selama masa pandemi, saya punya banyak waktu untuk berpikir. Dan tidak adanya turnamen bisa membuat saya fokus pada diri saya sendiri. Akhirnya saya sadar, itu yang membuat saya tidak bisa memenangkan apapun di tahun lalu. Sekarang saya sadar, kalau saya harus bisa menikmatinya. Dan saya sudah tahu betul apa yang harus saya lakukan,” tandas Okuhara.