Melalui keterangan pers Humas dan Media PP PBSI, Fajar mengutarakan, Mitsuhashi/Okamura tampil sangat baik, khususnya di gim pertama. Mereka sempat dibuat kaget dengan pola permainan agresif pasangan "Negeri Sakura" itu, yang mengandalkan kecepatan dan kekuatan. Sehingga, mereka butuh waktu untuk menyesuaikan strategi agar bisa keluar dari tekanan lawan.
"Setelah interval gim pertama, kami bisa lebih rileks dan tidak meladeni pola mereka. Kami meredam dengan penempatan-penempatan bola," ujar Fajar.
Sementara, Fikri mengungkapkan, setelah tertinggal cukup jauh dalam perolehan poin, mereka mampu membalikkan keadaan dan merebut kemenangan di gim pertama, pasangan ini tampil lebih lepas pada gim kedua. Dengan rasa percaya diri yang makin meningkat, mereka dapat mengendalikan permainan dan tampil lebih solid hingga meraih kemenangan straight games. "Kami juga semakin mengerti cara bermain mereka. Cukup berpengaruh ke performa kami," katanya.
Fajar juga mengakui, terjadi psy war dalam laga berdurasi 35 menit itu. Ia menilai, peperangan psikologis adalah hal yang lumrah dalam sebuah pertandingan, sehingga tidak terlalu dihiraukan. "Kami tetap fokus dengan permainan kami," tegas pemain berusia 30 tahun tersebut.
Di babak delapan besar, Jumat (26/9), Fajar/Fikri berhadapan dengan ganda putra tuan rumah, Jin Yong/Na Sung Seung. Menanggapi laga ini, Fikri berujar, "Lawan siapa pun kami tidak boleh lengah. Kami harus bisa memanfaatkan kesempatan dan momentum yang ada."


