Nova Widianto: Praveen/Melati Tidak Maksimal, Adnan/Mychelle Tidak Capai Target

Ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti mengembalikan shuttlecock. (Copyright: Badmintonphoto | Courtesy of BWF)
Ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti mengembalikan shuttlecock. (Copyright: Badmintonphoto | Courtesy of BWF)
Internasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Adnan Maulana/Mychelle Crhystine Bandaso sudah terhenti di babak 16 besar. Sementara Rionv Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari dan pasangan nomor empat dunia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti harus rela terhenti di babak pertama. Artinya, sektor ganda campuran Indonesia tinggal menyisakan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja di ajang Toyota Thailand Open 2020 BWF World Tour Super 1000 ini.

Kemarin (20/1), kekalahan besar harus dialami Praveen/Melati. Mereka kalah 21-14, 9-21 dan 13-21 dari pasangan Prancis, Thom Gicquel/Delphine Delrue. Hasil itupun lantas menjadi bahan evaluasi bagi pelatih ganda campuran Indonesia yang turut mendampingi di Bangkok, Nova Widianto. Menurut Nova, penampilan Praveen/Melati di dua turnamen Thailand Open ini tidak maksimal. Padahal pekan lalu, Praveen/Melati keluar sebagai runner up Yonex Thailand Open 2020 BWF World Tour Super 1000.

“Hasil Jordan/Meli tidak maksimal di dua pertandingan ini. Kendala permaianan juga masih sama, banyak membuang poin gampang. Tapi yang kelihatan dari komunikasi dan gregetnya, kurang. Kita tidak masalah hasil, asal main sudah maksimal,” ungkap Nova Widianto dalam siaran pers PP PBSI yang diterima Djarumbadminton.com.

“Pada dua pertandingan ini, saya lihat gregetnya jauh, tidak seperti waktu All England (2020). Dalam keadaan tertekan, mereka jadi gampang menyerah. Dari segi permainan, musuh sudah pasti mempelajari keunggulan dari Jordan/Meli dan mereka kurang siap dengan itu,” sambungnya menambahkan.

Lebih lanjut Nova mengatakan, meski tidak mengikuti kompetisi sejak Maret 2020 lalu, hal tersebut tidak boleh dijadikan alasan kekalahan para pemain di dua turnamen ini. “Lama tidak bertanding dan karantina di sini tidak bisa menjadi alasan, karena semua pemain juga mengalami. Evaluasi sementara, semua yang sudah kalah selama dua turnamen ini hasilnya mengecewakan. Tapi ini tetap menjadi tanggung jawab kami sebagai pelatih,” tuturnya.

Sementara itu, Nova juga menyoroti penampilan Adnan/Mychelle di dua turnamen Thailand Open ini. Nova menilai bahwa target Adnan/Mychelle belum tercapai, karena sejak awal mereka dibebani masuk hingga perempatfinal. Kekalahan ini menjadi pekerjaan rumah cukup besar untuk pelatih dan juga pemain.

“Target Adnan/Michelle itu delapan besar. Jadi mereka harus tembus mengalahkan pemain unggulan untuk melaju ke delapan besar dan ternyata belum berhasil. Sehingga pada dua turnamen ini targetnya belum tercapai. Masih banyak pekerjaan rumah yang perlu diperbaiki,” tandasnya.