“Viktor berhasil menaikkan levelnya satu langkah ekstra dan itu sangat kuat. Saya bisa menghitung kesalahan Viktor di satu sisi sepanjang pertandingan. Dan itu sangat indah,” kata Kenneth Jonassen mengutip dari Bolalob.com.
Jonassen mengatakan bahwa sampai saat ini, dia masih tidak menyangka jika anak asuhnya itu bisa mengalungkan medali emas di panggung Olimpiade. Medali yang dipersembahkan Axelsen itu terasa sangat istimewa. Mengingat, itu adalah emas kedua untuk tunggal putra Denmark dalam sejarah Olimpiade. Sebelumnya, emas perdana tunggal putra Denmark diraih saat edisi Olimpiade 1996 silam di Atlanta melalui Poul-Erik Høyer yang saat ini menjabat sebagai Presiden BWF (Federasi Bulutangkis Dunia).
“Saya masih terguncang. Viktor menunjukkan level terbaiknya. Ketenangan, pelaksanaan rencana permainan yang telah kami buat dan adaptasi. Dia kumpulkan untuk menjadi kinerja yang luar biasa,” ungkapnya.
“Saya tidak pernah berpikir telah membantunya naik ke entitas yang lebih tinggi. Kami berbicara tentang apa yang harus terjadi, bagaimana dia harus bertindak, pukulan apa yang harus dia gunakan dan bagaimana Chen Long bermain. Bahwa Viktor bisa mewujudkannya, saya sangat bangga. Bahwa dia dapat memberikan kinerja kelas master di final terbesar adalah pencapaian tertinggi,” lanjutnya menambahkan.