Kendati dianggap 'galak' oleh para anak buahnya, segudang prestasi telah dikoleksi pelatih berdarah Maluku Utara tersebut. Disebut Richard, untuk menjadikan seorang atlet dirinya dibantu oleh Christian Hadinata sebagai tempatnya menerima banyak masukan.
"Saat ini sudah ada 3-4 pelapis yang saya lihat. Misalnya, Edi Subaktiar/Gloria Widjaja yang punya potensi. Tapi, mereka masih perlu banyak sentuhan lagi untuk lebih baik ke depannya. Termasuk jam terbang yang perlu banyak diberikan kepada mereka," kata Richard.
Pola latihan yang diberikan untuk masing-masing atlet pun tidak bisa disamakan. Dicontohkan Richard, misalnya ketika dia melatih Praveen, di mana dirinya harus lebih sabar ketimbang melatih pasangannya, Debby.
Dijelaskan Richard, dirinya harus selalu berkonsultasi dengan Koh Chris, sapaan akrab Christian Hadinata dan Lius Pongoh untuk bisa menjadikan Praveen pebulutangkis seperti saat ini. Dukungan dari sang istri yang membuatnya bisa lebih sabar.
Kemampuan Richard itu tak lepas dari insting dan talenta yang diberikan Tuhan kepadanya. Padahal, dulunya dia sempat bekerja sebagai debt collector sebelum Koh Chris memintanya untuk melatih di pelatnas PBSI Cipayung.
Terbukti, kini dia punya segudang prestasi yang dihasilkan melalui anak didiknya. "Kalau saya sudah pilih pasangan, tinggal tunggu waktu yang tepat untuk mereka bisa jadi juara," sebutnya.

Sebut saja Trikus/Minarti yang menjadi kampiun di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 1995 dan medali perak di Olimpiade 2000 serta deretan prestasi lainnya. Atau yang dibuat Nova dan Butet di Olimpiade 2008 Beijing di mana keduanya memboyong medali perak serta dua kali meraih gelar juara di Kejuaraan Dunia pada 2005 dan 2007.
Hasil cemerlang buah tangan Richard juga diperlihatkan Tontowi/Butet yang meraih hattrick di All England 2012-2014 dan terakhir Praveen/Debby yang dengan mengejutkan meraih gelar juara serupa di 2016.
Terlebih, Praveen/Debby menang setelah unggulan kedelapan itu melalui usahanya melumpuhkan dua wakil Tiongkok unggulan ketiga Liu Cheng/Bao Yixin di babak perempat final dan unggulan pertama Zhang Nan/Zhao Yunlei di semifinal sebelum mencapai final dan menuntaskan perlawanan wakil Denmark Joachim Fischer Nielsen/Christina Pedersen 21-12, 21-17.



