CdM Dukung Langkah Preventif Tim Bulutangkis Indonesia

Raja Sapta Oktohari
photo: liputan6.com
Nasional ‐ Created by TIF

JAKARTA – Chef de Mission (CdM) Kontingen Olimpiade Indonesia, Raja Sapta Oktohari mendukung tiap langkah preventif dan antisipasi yang dilakukan cabang olahraga selama mengikuti Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil. Asalkan hal itu tidak mengganggu performa atlet dan dapat membuat atlet nyaman.

Satu bulan jelang digelarnya perhelatan akbar olahraga dunia, Brasil masih bergelut dengan isu keamanan, krisis ekonomi dan virus zika yang membuat atlet merasa khawatir. Kendati demikian, Komite Olimpiade Internasional (IOC) memastikan Brasil siap menggelar Olimpiade 5-21 Agustus mendatang.

Persiapan juga terus dilakukan Indonesia yang sejauh ini memastikan 26 atletnya di Olimpiade. Contohnya dari cabang bulutngkis yang menyebut akan membekali tim dengan lotion anti nyamuk, semprotan anti nyamuk, kertas tempelan anti nyamuk dan kelambu untuk melindungi atletnya dari bahaya virus zika.

Kekhawatiran itu kan lebih ke daerah kumuh, hutan-hutan di Brasil. Sedangkan semua acara ada di Barra yang mana itu adalah salah satu pusat kota. Silahkan pakai langkah preventif asal jangan berlebihan. Buat saya, apapun yang membuat mereka nyaman dan bisa maksimal silahkan saja,” ujar Okto.

Begitu juga menyoal keamanan. Okto menyebut telah mengantisipasi semua potensi yang bakal terjadi di Brasil nanti. Para atlet juga diminta untuk memiliki tingkat kewaspadaan yang tinggi untuk mengurangi terjadinya kejahatan selama Brasil.

Selama mereka tidak aneh-aneh semua Insya Allah aman. Kami sudah coba tiga kali ke sana dan ternyata tidak seheboh yang diberitakan. Kalau mau jalan harus ditemani, atlet tidak bisa seenaknya. Kami juga tidak akan memberikan waktu senggang terlalu lama buat atlet,” imbuhnya.

Sebelumnya, untuk menghindari virus Zika, para atlet bulutangkis yang berangkat ke Olimpiade akan dibekali dengan lotion anti nyamuk, semprotan anti nyamuk, kertas tempelan anti nyamuk. Termasuk di dalamnya kelambu yang juga diboyong ke Rio de Janeiro untuk melindungi atlet selama tidur di perkampungan atlet.

Kami memang ingin mengurangi resiko atlet tergigit nyamuk dan menghindari virus Zika, karena ini sangat berbahaya,” ujar Rexy Mainaky, Manajer Tim Bulutangkis Indonesia di Olimpiade 2016.

Lanjut Rexy, meski terkesan protektif, pihaknya tidak mau terlalu paranoid (takut berlebih) terhadap virus yang mulai teridentifikasi di wilayah Afrika pada 1947 dan dilaporkan berkasus di Brasil pada 2015 tersebut.

Yang paling penting, atlet harus menjaga kondisi dan daya tahan tubuh selama di Brasil,” tambah Rexy yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang Pembinaan Prestasi (Kabid Binpres) PP PBSI itu.