Jadi Kabid Binpres, Rionny: Ini Tantangan Baru Bagi Saya

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI periode 2020-2024, Rionny Mainaky. (Foto: PBSI)
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI periode 2020-2024, Rionny Mainaky. (Foto: PBSI)
Nasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Kepengurusan baru PP PBSI periode 2020-2024 telah resmi dibentuk. Di bawah kepemimpinan Ketua Umum Agung Firman Sampurna, PP PBSI kemudian memberikan kepercayaan besar kepada sosok Rionny Frederik Lambertus Mainaky untuk mengisi kursi Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid. Binpres) untuk empat tahun ke depan. Rionny ditunjuk menempati posisi tersebut menggantikan Susy Susanti yang telah rampung masa baktinya. Diakui Rionny, tugas dan jabatan ini merupakan tantangan baru baginya.

“Ini adalah sebuah tantangan baru bagi saya. Jabatan baru tersebut sangat menantang bagi saya. Dulu saya pernah menjadi pelatih dan kemudian menjadi pelatih kepala di Jepang. Tugas saya adalah melayani. Di sini pun sama,” kata Rionny Mainaky dalam siaran pers PP PBSI yang diterima Djarumbadminton.com.

“Terus terang memang agak kaget juga saya mendapat posisi itu. Memang agak lama saya pertimbangkan. Menjadi Kabid Binpres itu terus terang tidak gampang. Awalnya, mengapa yang menjadi Kabid Binpres ini saya dan kenapa bukan dari pelatih ganda putra atau pelatih-pelatih lain yang telah matang? Apalagi, sebenarnya saya terus terang masih fighting untuk melatih,” ungkapnya menambahkan.

Jika berkaca pada latar belakang, sejatinya Rionny memang jauh lebih berpengalaman dalam hal melatih. Dia terhitung sudah 23 tahun melatih di klub maupun tim nasional. Baik Jepang, maupun Indonesia. Namun, seiring dengan kembalinya Rionny ke Tanah Air, dia bertekad untuk berbuat sesuatu untuk Indonesia.

“Ya, saya pikir karena sudah kembali ke sini (Indonesia), saya ingin berbuat sesuatu. Saya pun punya pengalaman melatih di semua sektor saat di Jepang. Selain itu, pelatih-pelatih di sini pun sudah memiliki banyak pengalaman, pemainnya juga sudah teruji. Jadi bisa bekerja sama tanpa mengganggu program latihan yang sudah ada. Karena berbagai pertimbangan tersebut, akhirnya saya beranikan diri untuk mengambil keputusan itu,” tuturnya.

“Terus terang, saya tidak takut dengan hasil di sebuah kejuaraan, entah itu gagal atau berhasil. Yang terpenting harus berusaha maksimal dulu. Kalau kita sudah berjuang mati-matian, dan hasilnya kalah, itu bukan berarti gagal tetapi memang ada yang lebih baik. Menurut saya, ya harus berjuang semaksimal mungkin dulu dan jangan main-main,” lanjutnya.

Meski memiliki bekal segudang dalam hal melatih, Rionny mengatakan bahwa dia harus mulai belajar dan terbiasa menjalani peran barunya sebagai Kabid Binpres PP PBSI. Sebab menurut dia, ini adalah suatu bidang baru yang harus dijalaninya.

“Kalau sebagai pelatih, itu sudah menjadi tugas yang saya lakoni sejak dulu. Sementara sebagai Kabid Binpres, memang tidak mudah. Terutama harus membuat statement-statement dan lebih banyak bertemu dengan teman-teman media. Terus terang, itu saya yang masih gamang. Kalau melatih kan normal-normal saja. Tetapi saya masih takut ketika harus menghadapi media. Saya tidak ingin salah membuat statement. Apalagi, karena lama di Jepang, bahasa Indonesia saya juga belum begitu baik. Saya belum terbiasa menghadapi media, tetapi mau tidak mau harus belajar bertemu media,” tutup Rionny.