"Debut sebenarnya di Singapura. Singapura itu sudah resmi akan menjadi professional team," tutur pemain yang biasa disapa Jojo ini kepada wartawan, Rabu (15/5), di pelatnas PP PBSI, Cipayung, Jakarta.
Namun, Jojo rupanya kurang nyaman dengan label profesional selepas karier panjangnya di pelatnas. Pasalnya, ia berpendapat, apapun jalur yang ditempuh baik melalui pelatnas atau profesional, "Merah Putih"-lah yang dibela. "Sebenarnya saya agak, bukan agak nggak enak, ya, ngomong professional team ya. Ya, berlatih di luar pelatnas," katanya.
"Tetap, kan, sama Indonesia. Di bawah PBSI juga cuman as a professional player," Jojo, menambahkan.
Selaku pemain profesional, Jojo mengaku sudah paham betul mengenai berbagai risiko yang dihadapi kelak. Beberapa contoh di antaranya adalah pengeluaran dari kocek sendiri untuk keperluan berlatih dan bertanding, hingga mencari sponsor secara mandiri dalam menopang jalur barunya ini. Namun, Jojo belum mau membeberkan sejumlah sponsor yang siap mendukungnya. "Saya tetap nggak boleh mendahului. Jadi tetap ini official statement (pernyataan resmi mundur) dulu. Dan untuk beberapa brand sebenarnya sudah ada" tuturnya.
Meski sudah mengantongi sejumlah nama, Jojo juga belum mengungkap para pelatih yang akan menanganinya. "Ada beberapa, lah, lebih dari dua," ujarnya.
Pada kesempatan tersebut Jojo tampak antusias untuk kembali di PB Tangkas, dan berlatih dengan para pemain yang berada di klub bulu tangkis tersebut. Salah satunya adalah Christian Adinata, yang kini berstatus sama dengan Jojo sebagai mantan penghuni pelatnas. "Kalau kita compare dengan klub-klub lain, mungkin Tangkas tidak seperti pada masa-masa emasnya. Tapi, ya, mudah-mudahan dengan saya kembali lagi ke Tangkas, saya bisa kasih semangat, lah. Atau at least ada sosok yang mereka lihat sebagai panutan untuk berlatih lebih semangat lagi," jelasnya.
"Jadi, ya, mungkin latihannya sama Christian. Nggak menutup kemungkinan juga, kita bisa latihan bersama," demikian Jojo.


