Melihat Ada Perkembangan, Rionny Akan Turunkan Putri KW di Turnamen Yang Lebih Besar

Putri Kusuma Wardani (Indonesia) menghadang serangan.
Putri Kusuma Wardani (Indonesia) menghadang serangan.
Nasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Sektor tunggal putri Indonesia punya masa depan yang cukup menjanjikan dengan kehadiran Putri Kusuma Wardani. Ya, Kepala Pelatih Tunggal Putri Indoensia, Rionny Mainaky menilai bahwa Putri KW telah memperlihatkan perkembangan yang positif dalam setahun terakhir. Untuk itu, Rionny juga mengucap bahwa dia akan menurunkan pemain 18 tahun tersebut ke turnamen yang lebih besar seperti Piala Uber.

Meski sepanjang tahun lalu nyaris tidak ada turnamen, namun Putri KW mampu memperlihatkan performa yang bagus ketika berlaga di dua turnamen internal Pelatnas. Yakni Mola TV PBSI Home Tournament dan Mola TV PBSI Thomas & Uber Cup Simulation 2020. Pada dua turnamen internal itu, Putri KW berhasil mengalahkan para seniornya seperti Gregoria Mariska Tunjung, Fitriani dan Ruselli Hartawan.

“Dilihat dari kedisiplinan, perkembangan fisik dan hasil dari simulasi lalu, dia (Putri) bisa menjadi pengganti Gregoria 3-4 tahun ke depan. Makanya, harus digeber dari sekarang,” kata Rionny Mainaky dilansir Jawapos.com.

Tahun lalu, Putri KW juga sempat memperkuat tim Indonesia pada kejuaraan Badminton Asia Team Championships 2020 di Manila Bangkok. Saat itu, dia turun sebagai tunggal ketiga untuk Merah Putih dan berhasil mempersembahkan kemenangan. “Ini kesempatan mereka untuk bersaing. Yang manja-manja itu harus dibuang. Masuk ke lapangan tunjukkan perjuangan sampai sini itu tidak gampang,” tegasnya.

Di sisi lain, Putri KW sendiri sempat akan dibawa Rionny ke turnamen Eropa, Swiss Open 2021 BWF World Tour Super 300 dan German Open 2021 BWF World Tour Super 300, Maret mendatang. Namun, karena dia berada di daftar tunggu ke-42, Rionny yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, mengambil langkah lain dengan menarik mundur keikutsertaan Putri.

“Untuk ke Eropa, perlu visa dan sebagainya. Karena waiting list-nya terlalu jauh, kami nggak mau ambil risiko. Kami mundur, tidak jadi kami ikutkan,” tuturnya.