Praveen Jordan, Si Sangar Berhati Lembut

Nasional ‐ Created by RYN

 

Praveen Jordan, namanya mencuri perhatian khalayak usai menjuarai All England bersama Debby Susanto. Pemain asal PB Djarum berperawakan besar itu kerap ditakuti lawan karena smash kerasnya. Namun, siapa sangka dibalik kesangarannya, ia memiliki hati yang lembut.

Hal itu diungkapkan ibunda Praveen, Herlince Sinambela. Baginya, Praveen merupakan sosok anak yang sangat menyayangi kedua orang tua dan diam-diam suka menangis ketika rindu ibunda.

"Dibalik mukanya yang sangar, anak saya ini hatinya mellow banget. Abang jangan suka nangis lagi ya kalau mama tinggal. Kalau nangis, jangan suka pura-pura lagi pilek," ungkap Herlince sembari tersenyum.

Awalnya, sang ibu sama sekali tidak menyangka anak laki-laki kesayangannya itu akan menjadi pemain bulutangkis. Pasalnya, Praveen kecil dikenal sebagai anak yang jahil.

"Dia dulunya tidak diduga akan menjadi pemain bulutangkis karena tidak bisa diam dan sering gangguin papanya melatih bulutangkis," sahutnya.

Hubungan Praveen dengan ibunya memang terbilang dekat. Bahkan, Praveen tak jarang menghubungi sang ibu untuk bercerita mengenai keluh kesahnya.

"Praveen pernah curhat sama saya waktu dia belum berprestasi dan bilang mau berhenti main bulutangkis. Saya nasihati dia jangan menyerah, kamu sudah setengah jalan, waktumu masih panjang, masih muda. Kalau berusaha terus pasti bisa juara, bisa rangking satu dunia, dan juara Olimpiade yang memang menjadi keinginan terbesarnya," papar Herlince.

Perjalan Praveen untuk dapat menjadi seperti sekarang memang berliku. Meskipun berhasil meraih medali perunggu di Kejuaraan Asia Junior 2011 saat masih berpasangan dengan Tiara Rosalia Nuraidah, ia belum dilirik Pelatnas PBSI. 

Namanya baru bersinar saat dipasangkan dengan pemain senior Vita Marissa. Bersama Vita, Praveen berhasil menyimpan catatan kemenangan atas ganda campuran terbaik Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.

Rupanya, bakat Praveen sudah diincar oleh Pelatih Ganda Campuran Pelatnas PBSI, Richard Mainaky. Richard pun kemudian menitipkan Praveen pada Sigit Budiarto, pelatih Praveen di PB Djarum, untuk dibina sebelum akhirnya ditarik ke Pelatnas PBSI.

"Waktu itu saya bilang ke Sigit, sepertinya Praveen cocok main di ganda campuran. Coba tolong dibenahi setahun lagi. Praveen ini terlalu nyentrik untuk langsung masuk Pelatnas, kita harus sabar menghadapi dia. Tapi biasanya pemain yang punya keistimewaan memang kepribadiannya agak nyentrik," pungkas Richard tentang anak didiknya itu.