Pukulan Berat Buat Hafiz/Gloria, Richard Mainaky: Saya Anggap BWF Tidak Adil!

Ganda campuran Indonesia, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja. (Foto: PP PBSI)
Ganda campuran Indonesia, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja. (Foto: PP PBSI)
Nasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Dampak dari ditundanya gelaran Malaysia Open 2021 BWF World Tour Super 750 dan batalnya Singapore Open 2021 BWF World Tour Super 500 berujung pahit buat ganda campuran Indonesia, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja. Bagaimana tidak! Dengan hilangnya dua turnamen tersebut, maka kesempatan Hafiz/Gloria untuk kembali merebut posisi delapan besar dan tiket ke Olimpiade Tokyo 2020 jadi tertutup.

“Saya sangat menyayangkan karena dengan batalnya turnamen Malaysia dan Singapura Open, termasuk India Open dan Kejuaraan Asia. Pembatalan turnamen ini cukup merugikan posisi Hafiz/Gloria yang tengah berjuang dan mengamankan ranking untuk bisa tampil ke Olimpiade Tokyo,” ungkap Kepala Pelatih Ganda Campuran Indonesia, Richard Mainaky dalam siaran pers PP PBSI yang diterima Djarumbadminton.com.

Lebih lanjut Richard menegaskan bahwa anak asuhnya itu sangat dirugikan atas keputusan Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) yang tetap memberikan poin kualifikasi Olimpiade kepada para pemain Benua Biru lewat Kejuaraan Eropa 2021, dua pekan lalu. Akibatnya, posisi Hafiz/Gloria yang ada di ranking delapan harus digusur pasangan Inggris, Marcus Ellis/Lauren Smith karena berhasil menjadi runner up di Kejuaraan Eropa 2021 dan mendapatkan poin kualifikasi. Sementara Hafiz/Gloria dan pemain Asia lainnya, tidak mendapatkan tambahan poin dari turnamen mana pun.

“Saya anggap BWF tidak adil! Seharusnya Kejuaraan Eropa tetap berjalan, tapi jangan dimasukkan sebagai kualifikasi yang menyediakan poin ke Olimpiade Tokyo. Ini jelas tidak adil dan hanya menguntungkan pemain Eropa, mengingat pemain-pemain Asia tidak bisa berlaga setelah Kejuaraan Asia dibatalkan,” tegasnya.

Merasa dirugikan dan tidak mendapatkan keadailan, Richard sangat berharap jika PBSI melakukan koordinasi dengan BWF terkait perhitungan poin ke Olimpiade Tokyo. “Saya mendukung agar PBSI segera melakukan diskusi dengan BWF. Diskusi PBSI dan BWF dengan tujuan agar ada perubahan atau penyesuaian kembali (soal perhitungan poin kualifikasi Olimpiade, Red),” katanya.

“Semoga dengan protes atau diskusi ini, BWF bisa mengambil kebijakan dan keputusan yang adil bagi semua pemain, terutama Hafiz/Gloria,” tandas Richard.