Susy Susanti: Hendra/Ahsan Memang Layak Disebut Panutan

Selebrasi kemenangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (Indonesia).
Selebrasi kemenangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (Indonesia). (Foto: PBSI - Bimo)
Nasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Legenda bulutangkis Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti mengatakan bahwa pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan bukan hanya sekadar pemain senior yang syarat akan pengalaman dan prestasi. Menurut Susy, ganda putra nomor dua dunia itu layak dijadikan panutan untuk generasi muda Indonesia, baik di dalam maupun luar lapangan.

Meski secara usia keduanya sudah tidak muda lagi, tapi Hendra/Ahsan tetap mampu memperlihatkan konsistensinya di lapangan. Bahkan, sepanjang 2019 lalu, The Daddies sukses mencatatkan prestasi gemilang dengan meraih tiga gelar bergengsi. Yakni juara All England 2019 BWF World Tour Super 1000, Juara Dunia 2019 dan kampiun di turnamen penutup BWF World Tour Finals 2019. Mereka juga juara di ajang New Zealand Open 2019 BWF World Tour Super 300.

Selain empat gelar juara tersebut, sepanjang tahun itu pula Hendra/Ahsan tercatat sudah mempersembahkan lima laga All Indonesian Finals bersama ganda putra nomor satu dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Yaitu pada kejuaraan Daihatsu Indonesia Masters 2019 BWF World Tour Super 500, Blibli Indonesia Open 2019 BWF World Tour Super 1000, Japan Open 2019 BWF World Tour Super 750, China Open 2019 BWF World Tour Super 1000 dan Denmark Open 2019 BWF World Tour Super 750.

“Karena mereka pemain senior. Di samping itu, semangat juang mereka. Mereka memang layak disebut panutan. Saya selalu berbicara ke atlet lain, coba lihat Koh Hendra dan Kak Ahsan, mereka sudah juara tetapi mereka tetap disiplin. Mereka latihan tetap serius, secara etika mereka juga sopan. Itu adalah juara sejati. Juara bukan hanya di lapangan tetapi di luar lapangan. Memang luar biasa,” ungkap Susy Susanti sebagaimana dikutip dari hasil wawancara dengan cnnindonesia.com.

Sejak tahun lalu, Hendra/Ahsan memang sudah bukan lagi penghuni Pelatnas PBSI, melainkan berstatus pemain profesional alias independen. Tapi, keduanya masih tetap berlatih di Pelatnas PBSI. “Itu karena ada komunikasi. Kami tahu bahwa mereka panutan dan contoh bagi adik-adiknya. Dari prestasi dan karakter, saya salut dan senang dengan mereka,” katanya.

“Karena Ahsan/Hendra terbuka, jadi kami bisa cari solusi. Karena sikap mereka bagus selama ini, jadi diizinkan tetap latihan di Cipayung meski statusnya profesional, dengan syarat ikut aturan PBSI. Tetapi untuk keberangkatan biaya sendiri,” jelas Susy menambahkan.