"Saya sendiri harus realitis, ini jadi kejuaraan dunia terakhir. Tahun 2025 saya sudah berusia 41 tahun. Harusnya yang junior yang gantian maju menggantikan saya," kata Hendra kepada tim Humas dan Media PP PBSI.
Hampir senada dengan Hendra, Ahsan pun berujar, "Ini merupakan kejuaraan dunia yang terakhir bagi saya. Banyak kenangan indah. Ada menang dan kalah. Bersyukur bisa melewati dan bisa selesai."
"The Daddies" mengawali Kejuaraan Dunia 2023 dengan kemenangan dua gim langsung atas pasangan Italia, Giovanni Greco/David Salutt. Mereka menang 21-12, 21-14 dalam tempo 22 menit.
Kemudian, Ahsan/Hendra lolos ke perempat final berkat kemenangan atas He Ji Ting/Zhou Hao Dong dari China, dengan skor 21-15, 21-10.
Namun, langkah mereka di kejuaraan dunia edisi ke-28 tersebut terhenti di babak delapan besar, setelah dikalahkankan Kang/Seo lewat straight games 19-21, 17-21. "Sebenarnya ada target tahun ini bisa bawa medali. Tetapi hari ini kami kalah. Ya harus diterima," kata Ahsan.
"Dulu saat kecil, cita-cita saya ingin jadi juara dunia. Alhamdulillah bisa tercapai. Tampil di Kejuaraan Dunia itu akan jadi kenangan indah bagi saya," tambahnya.
"Untuk pemain-pemain ganda putra Indonesia, memang harus kerja keras lagi. Cuma yang harus diingat, pemain muda itu butuh proses. Semua pemain ganda putra Indonesia itu pekerja keras. Saya yakin junior saya ini akan bisa bangkit," demikian Ahsan berpesan.