Di sepanjang laga, Deya seakan belum mampu mengimbangi permainan Elizabeth. Ia terlihat tak bisa mengembangkan permainannya dan cenderung mengikuti irama permainan lawan. Ia pun kalah cukup telak 9-21 dan 8-21.

“Memang Elizabeth permainannya masih diatas saya, jadi di pertandingan tadi pun saya terlalu banyak mengikuti permainan dia. Benar-benar terbawa permainannya dia,” ujar atlet kelahiran Denpasar, 29 Mei 1998 ini.

Deya – begitu ia akrab disapa – sebenarnya masih bisa bertarung di kelas remaja. Namun, setelah magang di Pelatnas beberapa waktu silam, Deya akhirnya kerap diturunkan di nomor dewasa. Namun di Djarum Sirnas Bali, ini menjadi kali pertamanya turun di nomor bergengsi ini.

“Meskipun langsung kalah, tetapi saya tetap bersyukur, dan berharap akan bisa lebih berprestasi lagi kedepannya,” ujar finalis tunggal remaja putri Djarum Sirnas Bali 2013 lalu.

Disisi lain, Elizabeth atau yang akrab disapa Ocoy mengaku di pertandingannya melawan Deya, ia berhasil melakukan kontrol bola hampir di sepanjang pertandingan. “Di pertandingan tadi saya lebih berhasil membaca arah angin dan benar-benar bisa memegang kendali permainan,” tuturnya.

Dengan kekalahan ini, Pelatprov Bali tidak memiliki wakil lagi di nomor tunggal dewasa putri.