Bertanding di lapangan tiga GOR Sudirman, Hera yang memiliki pengalaman lebih banyak dan lebih diunggulkan terlihat bisa mendominasi permainan. Angka demi angka ia torehkan, game pertama pun berhasil ia tutup dengan 21-13.
Unggul 11-7 di interval, Hera terlihat sempat meminta perawatan dari medis. Namun hal ini tak menyurutkan langkahnya untuk mengoleksi angka yang ia perlukan. Tak berikan celah sekalipun kepada atlet taruna PB Djarum itu, Hera berhasil meraih gelar juara juga dengan 21-13.
“Tadi di game pertama sempat jatuh, jadi cedera sempat terasa. Tetapi saya bisa (main) maksa. Saya unggul pengalaman, Ghaida pun punya potensi,” ujar Hera usai laga.
Di sisi lain, Ghaida pun mengakui keunggulan Hera yang memang pernah juga tergabung di Pelatnas Cipayung itu. “Saya kalah pengalaman dan stroke bola saya juga kalah. Pemikirannya beda, karena lebih senior jadi lebih tanggap dan bisa dengan mudah mengubah permainan,” tutur Ghaida.
Meski harus puas jadi runner up, Ghaida menuturkan dirinya tetap bersyukur. “Dengan hasil ini saya tetap bersyukur, karena kalahnya juga memang karena kalah matang. Saya harus tetap belajar, sudah mulai nyaman juga main di dewasa,” tambahnya.
Ghaida akan absen di Djarum Sirnas seri terakhir di Pekanbaru, Riau. Dirinya akan fokus untuk turun di Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Perorangan Taruna yang akan digelar PP PBSI bulan Desember mendatang. Sementara Hera mengaku akan memanfaatkan jeda satu minggu sebelum Djarum Sirnas Pekanbaru untuk pemulihan.
“Seminggu kedepan saya akan terapi dan istirahat agar bisa pulih lagi cederanya, saya masih punya dua pertandingan Sirnas Riau dan Indonesian Masters,” pungkasnya.


