Pranita terlebih dahulu memastikan tiket final, setelah ia mampu memenangi laga sengit kontra wakil klub Exist Jakarta, Isra Faradilla dengan 18-21 21-19 dan 21-18. Bagi Pranita sendiri, ini merupakan final ketiga kalinya di tahun ini setelah di dua seri sebelumnya yang berlangsung di kota Manado dan Bogor harus puas hanya menjadi runner up usai di taklukan oleh wakil klub Tangkas Jakarta, Vioni.

"Di game pertama, lawannya masih save bolanya jadi saya gak bisa ngimbangin permainan terbaik. Terus di game kedua saya mencoba untuk ngarubah pola permainan menjadi banyak menurunkan bola dan main cepat. Di game penentuan, fisik saya sudah drop jadi konsentrasi saya sempat buyar, dan untung akhirnya saya jadi yakin lagi hingga akhirnya bisa menang, " papar atlet kelahiran Bali, 11 Maret 1998 itu.

"Disini saya gak ada target. Tapi udah masuk final, saya masih merasa belum puas dan harus juara," pungkasnya.

Tak lama berselang, Dea menyusul Pranita ke final, setelah dirinya mampu membungkam wakil klub Fifa Badminton Club, Wanda Puji Hastuti dengan kemenangan 21-17 15-21 dan 22-20. Bagi Dea, meski dirinya lebih diunggulkan dibanding Pranita di beberapa seri Djarum Sirnas sebelumnya, namun ini merupakan kali pertamanya ia melangkah ke final.

"Senang bisa lolos ke final pertama kalinya dan juga bisa ketemu temen sendiri. Dipertandingan tadi pada game pertama saya merasa tegang, tetapi Untungnya bisa mengatasinya. Di game kedua, murni itu kesalahan sendiri saya karena banyak mati sendiri. di game ketiga meskipun saya ketinggalan jauh, untungnya bisa bangkit dan bisa menang," ungkap Dea.

"Besok lawan Pranita saya akan bermain all out," Pungkasnya.

Pertemuan terakhir keduanya yakni di Pekan Olahraga Pelajar 2015 yang berlangsung bulan Juni lalu, Deya menang atas Pranita.