Kejutan, Dua Unggulan Teratas Tumbang Sekaligus

Sirkuit Nasional ‐ Created by

Kejutan datang dari nomor tunggal dewasa putri Djarum Sirkuit Nasional (Sirnas) Jawa Timur Open 2013. Dua unggulan teratas tumbang bersamaan di babak dua, Kamis, (14/11).

Unggulan pertama Yeni Asmarani tumbang lebih dulu di tangan pemain PB Suluh, Rina Andriani dari PB Suluh. Yeni kandas usai berjibaku dalam rubber game, 21-13, 18-21, dan 25-27.

Di game pertama, Yeni mendominasi permainan. Rina dibuat kesulitan mengembangkan permainan. Namun, sejak game kedua Rina merubah pola permainan. Ia mulai berani dan bermain lebih agresif. Yeni dibuat kerepotan meladeni serangan balasan yang dilancarkan Rina.

"Gak nyangka bisa menang. Kuncinya tadi main lepas aja. Soalnya di game pertama saya terbawa permainan dia," ujar Rina.

Kemenangan ini membawa Rina bertemu Dian Fitriani dari Jaya Raya Jakarta di perempatfinal. Dian lolos setelah mengalahkan Ersa Narulia, 21-8 dan 21-11. Mengantongi kemenangan atas unggulan pertama, Rina pun mengaku lebih percaya diri menghadapi laga berikutnya dan memasang target semifinal.

Ganis Nurrahmandani yang menjadi unggulan kedua menyusul kegagalan Yeni usai dikandaskan Fitriani dari PB Exist, 21-16 dan 21-19.

Sejak awal, Fitriani memang menargetkan untuk menang melawan Ganis. Namun, ia tidak terobsesi mengingat ini merupakan pengalaman pertamanya turun di kelas dewasa selama rangkaian Sirnas. Fitriani sendiri merupakan pemain remaja.

"Tadi saya berusaha semaksimal mungkin buat menikmati permainan. Awalnya saya ikuti permainan rally Kak Ganis, lalu saya ubah pola permainan menjadi lebih cepat," ujarnya.

Di perempatfinal, Fitriani akan berhadapan dengan Mega Cahya yang menaklukkan srikandi Pelatnas, Renna Suwarno. Mega menang dua game langsung, 22-20 dan 21-14. Dengan demikian, wakil tunggal putri Pelatnas di nomor ini tak tersisa. Hal ini mendapat sorotan tajam dari pelatih tunggal putri Pelatnas, Sarwendah Kusumawardhani.

"Harusnya mereka bisa lebih baik. Tadi mereka tegang sehingga tidak bisa menguasai keadaan. Padahal atlet dituntut untuk bisa mengatasi situasi sesulit apapun di lapangan," pungkasnya.