Di awal game pertama, Tike mendominasi pertandingan dan unggul 13-7. Namun,  semenjak Fitriani berhasil menyamakan kedudukan 16-16, perolehan poin berlangsung ketat. Kedudukan kembali imbang di poin 18-18 dan 20-20 sehingga mengakibatkan deuce. Tertinggal 20-21, Tike berhasil meraup tiga poin berturut-turut dan menang 23-21.

"Bolanya dia pelan, gak gampang mati. Jadi saya ikutin permainan dia aja dulu," ujar Tike.

Tertinggal 9-11 di interval game kedua, Tike merubah pola permainan dan berhasil menyamakan kedudukan di angka 15-15. Bermain ngotot dan penuh percaya diri, Tike berhasil menyudahi permainan dengan kemenangan 21-16.

"Tadi di game kedua saya paksain soalnya kalau sampai rubber, stamina saya habis. Dia sepertinya suka bola-bola lob, jadi dari poin 11-14 saya pakai serve pendek dan curi poin dari situ," tuturnya.

Selain menjadi gelar juara keempat bagi Tike, kemenangan ini juga sekaligus memecahkan kebuntuannya untuk menjadi juara di kandang sendiri.

"Senang akhirnya bisa juara, soalnya kan selama ini tiap tanding di Surabaya mentok di final terus," sahutnya.

Fitriani sendiri mengaku tidak puas dengan performanya saat melawan Tike. Namun, ia cukup senang dapat mencapai partai final yang di luar perkiraannya.

"Dari awal target saya cuman ngalahin Kak Ganis, tapi alhamdulillah bisa sampai final. Sayangnya tadi banyak bola mati sendiri," pungkas Fitriani.