"Puji Tuhan semua berjalan dengan baik, walaupun gim pertama saya kalah dan tidak bisa keluar dari tekanan, tetapi saya berhasil bangkit di gim kedua dan ketiga," tanggap Saut melalui keterangan pers Humas dan Media PP PBSI, sesudah pertandingan berdurasi 64 menit itu.
Saut menilai, Wang memiliki permainan depan yang cukup baik, terutama dalam penguasaan bola di depan net. Menyadari hal tersebut, pemain penghuni pelatnas Cipayung tersebut berusaha mengambil alih kendali permainan dengan menjaga posisi depan dan mengontrol arah serta perubahan bola di area depan. Strategi itu terbukti efektif, karena mampu membuat lawannya kesulitan mengembangkan permainan dan kehilangan kenyamanan di lapangan.
Di babak 32 besar, Saut menantang unggulan teratas dari Malaysia, Sholeh Aidil. Dalam dua pertemuan terakhir, yaitu pada Indonesia International Challenge 2023 dan Indonesia Masters II 2024, Saut selalu kalah dari wakil negeri jiran tersebut. "Untuk besok, saya ingin menganggap kita mulai dari 0-0 lagi," tutur Saut.
Ia merasa sangat senang bertanding di Medan, dengan suasana pertandingan hari ini yang dipenuhi dukungan penonton. Saut termotivasi ketika banyak penonton meneriakkan namanya dari bangku tribune, sehingga menambah semangatnya untuk tampil maksimal di lapangan. "Senang bisa main di sini lagi dan ada Mama juga yang mendukung saya, serta mendorong saya untuk tidak menyerah," pungkasnya.


