Saat momentum bagus di gim pertama, peraih medali perak SEA Games 2021 itu malah terlihat tergesa-gesa di pengujung gim kedua, sehingga akhirnya malah menyerah dengan skor 21-23.
Pada gim penentuan, terlihat Pramudya/Yeremia sudah kehilangan fokus dan stamina. Mereka pun harus menyerah kalah dalam tempo 57 menit. "Pada gim pertama kami sudah benar mainnya. Sayang pada gim kedua dan ketiga saat poin krusial bermain kurang sabar jadi banyak melakukan kesalahan sendiri," ungkap Pramudya, dalam siaran pers Humas PP PBSI.
Faktor stamina tampaknya menjadi kendala bagi juara Badminton Asia Championships 2022 itu mengingat pada gim penentuan mereka kehilangan fokus. Hal tersebut sejatinya tidak terlepas dari performa pasangan berperingkat 25 itu sepanjang turnamen level BWF World Tour Super 1000 itu.
Tercatat sejak babak awal, mulai dari menghadapi Ben Lane/Sean Vendy (Inggris), Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, hingga Liang Weng Keng/Wang Chang (China), Pramudya/Yeremia menang lewat pertarungan rubber game. "Saat pertarungan rubber game, stamina kami sudah mulai mengendur. Mulai dari tangan, kaki, dan pinggang sudah mulai lelah. Kami mengawali pertarungan rubber game dengan kurang apik," tambah Pramudya.
"Kami sudah melalui banyak turnamen sejak SEA Games Games 2023. Waktu recovery kami juga tidak banyak sehingga harus mempersiapkan diri lebih baik lagi untuk turnamen berikutnya," demikian Yeremia.