Pada edisi tahun lalu, "The Daddies" kembali membuktikan, usia 30 tahunan tak menjadi penghalang untuk bertahan dalam persaingan level elite bulu tangkis. Untuk kali keempat, mereka berhasil lolos ke final. Ganda putra "Merah Putih" mendominasi All England 2023, setelah Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto menyusul seniornya itu ke partai puncak.
Namun, pada tahun ini, Ahsan/Hendra harus angkat koper lebih awal setelah mengalami kekalahan di babak pertama dari unggulan teratas asal India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty. Dalam pertandingan yang digelar di Utilita Arena Birmingham, Birmingham, Inggris, Rabu (13/3), "The Daddies" kalah straight games 18-21, 14-21 dalam tempo 34 menit.
Hendra mengemukakan, selain atmosfer persaingan yang selalu terasa lebih ketat karena All England merupakan turnamen prestisius, dari tahun ke tahun, antusiasme penonton juga tak pernah meredup. "Di All England ini penontonnya membuat berbeda dari turnamen-turnamen di Eropa lainnya," tuturnya melalui keterangan pers Humas dan Media PP PBSI, Kamis (14/3) dini hari WIB.
"Sejak pertama main di sini dulu, saya melihat penontonnya ramai terus dari hari pertama," kata Hendra, yang bersama Ahsan meraih gelar juara All England untuk kali pertama pada 2014, seusai menundukkan pasangan Jepang, Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa, dengan straight games 21–19, 21–19.
Pada edisi tahun ini, meski kandas di babak 32 besar, Ahsan merasa bersyukur lantaran dapat kembali berlaga di All England. "Kami tetap bersyukur apapun hasilnya. Selamat kepada pasangan India yang memang sangat bagus," tanggapnya.
Hendra pun mengucapkan terima kasih kepada para penggemar, khususnya khalayak di Birmingham, yang tak henti-hentinya bersorak dari tribune penonton dalam mendukung penampilan "The Daddies". "Terima kasih sudah menjadikan kami kesayangan publik semua terutama di All England ini," ucapnya.
"Tapi kalau bicara (pensiun), pasti ada waktunya. Tidak mungkin kami main sampai umur 50 tahun misalnya," demikian Hendra.