(All England) Empat Final Beruntun Tai Tzu Ying di Inggris

Selebrasi kemenangan Tai Tzu Ying (Taiwan).
Selebrasi kemenangan Tai Tzu Ying (Taiwan).
Internasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Partai puncak All England 2020 BWF World Tour Super 1000 ini tercatat menjadi yang keempat kalinya secara beruntun bagi pebulutangkis tunggal putri Taiwan, Tai Tzu Ying. Sejak 2017 lalu, Tzu Ying belum pernah absen dari babak final kejuaraan bulutangkis tertua di dunia ini. Malam nanti (15/3), Tzu Ying akan berhadapan dengan Chen Yu Fei dari Tiongkok, yang mana pertemuan ini merupakan partai final ulangan All England tahun lalu.

Dalam perjalanannya empat kali beruntun ke babak final All England, Tzu Ying tercatat sudah mengantongi dua gelar juara pada 2017 dan 2018. Di 2017, tunggal putri peringkat dua dunia ini keluar sebagai kampiun usai mengandaskan perlawanan wakil Thailand, Ratchanok Intanon dengan skor 21-6 dan 22-20. Sedangkan pada 2018, Tzu Ying menjadi juara setelah menang 22-20 dan 21-13 dari tunggal putri Jepang, Akane Yamaguchi. Namun pada partai final All England 2019, Tzu Ying harus rela kehilangan tahtanya setelah kalah dari Chen Yu Fei dengan skor 17-21 dan 17-21.

Selain menjejaki final yang keempat di panggung All England, ini juga akan menjadi tiga pertemuan beruntun antara Tzu Ying dan Chen di partai puncak. Sayangnya dalam dua pertemuan terakhir di babak final Malaysia Masters 2020 BWF World Tour Super 500 dan BWF World Tour Finals 2019 Guangzhou, Tzu Ying selalu menelan kekalahan. Di Malaysia ia kalah 17-21 dan 10-21. Sementara di Tiongkok, Tzu Ying tumbang dengan skor 12-21, 12-21 dan 17-21.

Terlepas dari catatan pahit tersebut, Tzu Ying sudah memperlihatkan penampilan yang begitu baik sepanjang gelaran All England 2020 BWF World Tour Super 1000 ini. Sebelum memastikan tiket ke babak final, ia berhasil mengalahkan tunggal putri Spanyol, Carolina Marin dengan skor 19-21, 21-13 dan 21-11.

Penampilan Tzu Ying inipun lantas diakui Marin setelah menuntaskan pertandingan semifinal yang berlangsung di Arena Birmingham, Inggris, Sabtu (14/3). “Saya pikir dia (Tzu Ying) banyak menunggu pukulan serangan saya dan itulah sebabnya dia mendorong saya bermain lebih ke belakang. Dia bermain lebih pintar dari saya hari ini. Kita saling mengenal dengan baik, dan saya harus punya strategi berbeda jika di lain waktu saya bertemu lagi dengan dia,” ungkap Carolina Marin seperti dikutip dari situs resmi BWF.

Selain mengakui keunggulan Tzu Ying, Marin juga mengatakan bila dirinya tidak bisa bermain lebih dari baik sebelumnya. “Saya merasa sedikit melayang di lapangan, tidak bisa mengendalikan kok dan frustrasi dengan diri saya sendiri,” tuturnya.