Anthony dan Shesar Terhenti di Babak Dua

Tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting (kiri) berusaha menggapai pengembalian lawan. (Copyright: Badmintonphoto | Courtesy of BWF)
Tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting (kiri) berusaha menggapai pengembalian lawan. (Copyright: Badmintonphoto | Courtesy of BWF)
Internasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Sektor tunggal putra Indonesia harus kehilangan semua wakilnya di babak dua Toyota Thailand Open 2020 BWF World Tour Super 1000. Menghadapi wakil Hong Kong, Lee Cheuk Yiu, Anthony Sinisuka Ginting kalah dengan skor 19-21, 21-13 dan 12-21 pada pertandingan yang berlangsung di Impact Arena, Bangkok, Kamis (21/1). Anthony mengatakan bahwa permainannya hari ini tidak lebih baik ketimbang penampilan Lee.

“Lawan saya bermain sangat baik hari ini. Dia bermain lebih baik dari saya. Lee mengendalikan permainan. Di game terakhir, Lee bermain lebih banyak menyerang dan dia benar-benar bermain jauh lebih baik dari saya. Ketika saya mencoba untuk kembali, Lee tahu, dia pintar dan dia memegang kendali permainan,” ungkap Anthony Sinisuka Ginting kepada Federasi Bulutangkis Dunia (BWF).

Di sisi lain, Lee Cheuk Yiu menuturkan kalau dia bisa tampil lebih sabar pada duel kali ini. Menang atas Anthony untuk kedua kalinya, menjadi kesenangan dan kebanggaan tersendiri buat Lee.

“Saya lebih sabar karena shuttlecock-nya lambat. Minggu lalu dia di semifinal, jadi ini kemenangan yang bagus. Saya telah mengalahkannya di final Hong Kong Open 2019. Jadi mungkin saya sedikit lebih nyaman melawannya. Itu membantu saya dalam mempersiapkan pertandingan ini,” jelas Lee.

Pencapaian Anthony di turnamen ini tentu tidak lebih baik dari Yonex Thailand Open 2020 BWF World Tour Super 1000, pekan lalu. Pada kejuaraan sebelumnya, tunggal putra nomor enam dunia itu mampu melaju hingga semifinal, meski pada akhirnya harus takluk di tangan wakil Denmark, Viktor Axelsen.

Sementara itu, hasil serupa juga harus dialami Shesar Hiren Rhustavito. Shesar kalah 21-11, 15-21 dan 17-21 dari tunggal putra Denmark, Hans Kristian Solberg Vittinghus.

"Ya pertama harus selalu bersyukur apapun hasilnya. Di awal game saya megang kendali di lapangan, jadi saya lebih banyak mendapat bola untuk menyerang. Di game kedua, lawan mulai mengubah permainan dan saya sendiri terlalu lambat mengantisipasi perubahan lawan," tutur Shesar Hiren Rhustavito.

"Saat game ketiga, di poin-poin tua saya kalah di permainan depan. Lawan mendapat untung banyak karena mendapat bola menyerang. Untuk ke depan saya harus lebih keras latihannya, supaya bisa mendapatkan hasil yang bagus di pertandingan selanjutnya," tutupnya.