Aram Mahmoud, Pengungsi Suriah Menuju Tokyo 2020

Aram Mahmoud (Foto: BWF)
Internasional ‐ Created by EL

JAKARTA | Pada tahun 2014, Aram Mahmoud sudah berstatus kampiun bulu tangkis Suriah sebanyak dua kali. Setahun kemudian, Mahmoud muda terpaksa mengungsi ke Belanda dan tinggal seatap dengan kakaknya di negeri kincir angin tersebut. Karir bulu tangkisnya pun berlanjut sekaligus menggapai mimpi berlaga di berbagai turnamen internasional, termasuk Olimpiade Tokyo 2020.

"Situasi di Suriah terus-menerus di bawah tekanan dan bahaya. Saya tidak bisa sekolah dan sulit untuk berlatih dengan teratur, hingga akhirnya saya pilih lari, mengungsi," tuturnya.

Mahmoud kemudian bermukim dan memulai hidup baru di Almere, Belanda, berkat sokongan program beasiswa dari Komite Olimpiade Internasional (IOC), IOC Refugee Olympic Team. Meski sempat terkendala bahasa, Mahmoud mampu beradaptasi dengan klub BV Almere, turun di nomor tunggal putra dan ganda campuran bersama Amy Tan.

"Saya sangat beruntung bisa berbaur dengan masyarakat Belanda dan memulai kembali latihan seperti biasa dalam sebuah wadah klub. Mereka juga yang membantu saya untuk kembali bangkit, dan itu salah satu alasan saya datang ke Almere," kata Mahmoud, dilansir Olympics.com.

Pada Maret 2020, Mahmoud memiliki andil besar dalam mengantarkan BV Almere sebagai juara Liga Nasional Bulu Tangkis Belanda. Selang beberapa bulan kemudian, Mahmoud pindah ke klub Jerman, SC Union 08 Luedinghausen, atas permintaan Yvonne Li, atlet bulu tangkis kelahiran Hamburg, Jerman.

Meski pandemi Covid-19 menghantam dunia yang berimbas pada minimnya jumlah turnamen, baik lokal maupun internasional, pemuda berusia 23 tahun ini tetap mampu mendulang poin peringkat. Salah satu pencapaian yang mengangkat performa peringkatnya, yakni saat tembus semifinal Slovenia International pada Mei 2021.

Pasca-turnamen di masa pandemi itu, Mahmoud masih menaruh harapan besar agar dapat berlaga di Tokyo 2020. Kehadiran Momota Kento di ajang multi-cabang empat tahunan tersebut, menambah semangat pemuda Suriah itu. Keduanya pernah saling berhadapan di level junior. Tentunya, Mahmoud berharap pertandingan serupa bakal kembali tersaji di negeri sakura itu.

"Dia (Momota) adalah salah satu pemain terbaik saat ini. Waktu masih kecil, kita pernah saling berhadapan di sebuah turnamen junior. Momen yang tak akan saya lupakan," kata Mahmoud, yang kini berlatih di Badminton Centre of Excellence, Denmark, sejak Januari 2021.

Kabar baik muncul setelah Komite Olimpiade Internasional menunjuk Mahmoud beserta 28 atlet lainnya dari 11 negara, untuk masuk dalam dalam tim pengungsi di Tokyo 2020. Para atlet yang melarikan diri dari sejumlah negara, termasuk Suriah, Iran, dan Sudan Selatan, akan berpartisipasi dalam 12 cabang olahraga. Jumlah tersebut tiga kali lebih besar dari skuad pertama di Olimpiade Rio 2016.