"Poin terpenting dari evaluasi hari ini adalah kami harus bisa lebih konsisten dengan pola permainan yang bisa menghasilkan banyak poin. Kami masih kurang di hal tersebut," tutur Lanny kepada tim Humas dan Media PP PBSI, seusai pertandingan berdurasi 62 menit tersebut.
Di gim pertama, lanjut Lanny, mereka telah mempunyai rencana permainan yang akan diterapkan, tetapi justru terlalu banyak bertahan sehingga Igarashi/Shida menjadi lebih leluasa dalam menyerang. Memasuki gim kedua, mereka mengubah strategi dengan tetap mempertahankan pola bertahan, tetapi lebih agresif dalam melakukan serangan balik, yang akhirnya menghasilkan banyak poin. "Di gim ketiga, kami malah kembali ke gim pertama yang keenakan bertahan," ungkapnya.
Hampir serupa dengan Lanny, Tiwi --sapaan Amallia-- menyatakan, di gim penentuan, Igarashi/Shida memaksa untuk terus bermain menyerang. Sementara, mereka terus berada di bawah tekanan Igarashi/Shida dan kesulitan untuk mengambil inisiatif menurunkan bola terlebih dulu. "Akhirnya jadi main panjang dan bertahan lagi, tidak ada inisiatif untuk balik menyerang. Sangat disayangkan," katanya.
Meski hasil yang diraih pada turnamen bulu tangkis level BWF World Tour Super 500 ini belum sepenuhnya memuaskan, Tiwi menilai performa mereka menunjukkan kemajuan yang berarti. Keduanya merasa semakin kompak di lapangan, dengan pemahaman rotasi dan pola permainan yang kini lebih terkoordinasi, yang diharapkan dapat menjadi modal penting untuk menghadapi laga-laga berikutnya. "Kami akan terus memberikan yang terbaik, kami mau lebih baik lagi di turnamen-turnamen berikutnya," pungkasnya.


