(Badminton Asia Championships) Ganda Putri Harus Bangkit!

Rizki Amelia Pradipta/Della Destiara Haris (Indonesia) bersiap menyambut pengembalian.
Rizki Amelia Pradipta/Della Destiara Haris (Indonesia) bersiap menyambut pengembalian. (Foto: PBSI)
Internasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Angin segar kebangkitan sektor ganda putri Indonesia perlahan mulai naik ke permukaan. Hal tersebut ditunjukan lewat performa apik pasangan Rizki Amelia Pradipta/Della Destiara Haris yang sukses menembus babak semifinal Badminton Asia Championships 2019. Sayangnya, langkah Rizki/Della kali itu harus tersandung pasangan Tiongkok, Chen Qingchen/Jia Yifan.

Padahal, Rizki/Della punya rekor tiga kali tak terkalahkan atas pasangan Juara Dunia 2017 itu. Tapi setidaknya, ganda putri Indonesia sudah mulai memperlihatkan progresnya. Asisten Pelatih Ganda Putri PBSI, Chafidz Yusuf mengatakan bila Rizki/Della cukup menyukai pola permainan Chen/Jia yang tentunya berbeda dengan ganda putri Jepang.

“Kalau pola main memang cocok, tapi penyakit lamanya, belum bisa menemukan cara keluar dari tekanan, cari poin yang nggak gampang, daya tahan konsentrasinya masih belum dapet banget. Rizki/Della mengandalkan pola main menyerang, kalau nggak tembus, nggak mau lebih tahan untuk cari cara lagi,” ungkap Chafidz soal penampilan Rizki/Della.

Di sisi lain, tren positif ini belum berhasil diikuti Greysia Polii/Apriyani Rahayu, Yulfira Barkah/Jauza Fadhila Sugiarto dan Siti Fadia Silva Ramadhanti/Agatha Imanuela. Ketiga pasangan ganda putri Indonesia ini harus pulang lebih cepat setelah gugur di babak pertama Badminton Asia Championships 2019.

Pasangan peringkat lima dunia, Greysia/Apriyani terpaksa menyerahkan kemenangan kepada wakil tuan rumah, Li Wenmei/Zheng Yu dengan skor 12-21 dan 17-21. Hal itu dikarenakan Greysia mengalami pembengkakan pada lengan kanannya sejak beberapa turnamen sebelumnya. Bahkan, Greysia/Apriyani terpaksa absen di kejuaraan New Zealand Open 2019 BWF World Tour Super 300 yang akan berlangsung 30 April hingga 5 Mei mendatang.

“Memang tangannya Greysia sedang sakit sehingga tidak bisa maksimal. Mengomentari pertandingan mereka di babak pertama, Greysia/Apriyani kemarin belum bisa menerapkan permainan yang sesuai dengan kondisi bola yang berat. Kondisi bola yang berat atau ringan, bisa diakali dengan penerapan pola main yang benar,” tuturnya.

Sementara itu, penampilan pasangan muda, Yulfira/Jauza dan Fadia/Agatha juga belum bisa berbicara banyak di kejuaraan ini. Di babak pertama, Yulfira/Jauza kalah 10-21 dan 17-21 atas wakil Malaysia, Anna Ching Yik Cheong/Lim Chiew Sien. Sedangkan Fadia/Agatha takluk di tangan Puttita Supajirakul/Sapsiree Taerattanachai dari Thailand, dengan skor 11-21 dan 12-21. 

“Yulfira/Jauza dan Fadia/Agatha harus sadar bahwa mereka masih tertinggal dengan yang lain. Apa yang sudah dilatih di latihan, tidak bisa keluar sama sekali di kejuaraan ini. Mereka harus lebih mengerti kebutuhan mereka untuk menembus pemain dunia itu seperti apa. Pelatih sudah mempersiapkan di latihan, pemain harus bisa mengaplikasikan di pertandingan,” ungkap Chafidz.

“Kemauan untuk menangnya yang belum dapat banget, padahal kemampuan mereka ini kalau dibarengi dengan keberanian dan kemauan untuk menang, menurut saya tidak beda jauh dengan yang level-level atas, setidaknya tidak gampang dikalahkan lah,” tambahnya.

Usai kejuaraan Badminton Asia Championships 2019 ini, Rizki/Della, Jauza/Yulfira dan Fadia/Agatha akan melanjutkan perjuangannya ke New Zealand Open 2019 BWF World Tour Super 300. Sementara Greysia/Apriyani kembali ke tanah air dan mempersiapkan diri jelang turnamen mereka selanjutnya di Piala Sudirman 2019 Mei mendatang.