Bertanding di GOR Indoor Manahan, Solo, Jawa Tengah, Senin (21/7) pagi, Moh. Zaki Ubaidillah dan kawan-kawan kalah 109-110. "Permainan saya di ganda putri itu, sejak lawan Malaysia sering tersusul. Lalu pas lawan Korea tadi itu Moh. Zaki Ubaidillah sudah unggul, tapi di saya sering tersusul jadi mepet untuk ke sektor selanjutnya," papar pemain ganda Rinjani Kwinara Nastine kepada tim Humas dan Media PP PBSI.
"Di ganda campuran, tadinya sudah percaya diri, tetapi pas poin 80-84 itu mungkin hilang fokus, karena lawan mengubah pola juga. Jadi mereka langsung game di 88-84. Hal seperti itu yang tidak boleh terjadi karena bisa berpengaruh di partai akhir," tambah pemain yang biasa disapa Janie ini.
Janie mengaku memiliki pengalaman bertanding dengan lawannya di sektor ganda putri, Cheon Hye In/Moon In Seo. Ia bersama pasangan mainnya, Isyana Syahira Meida, pernah bertemu mereka pada BAJC 2024. "Mereka memang pemain yang bagus, karena saya tahu Cheon Hye In itu juga main rangkap dan dimainkan main empat kali. Tadi saya merasa kurang yakin dan agak kurang bisa cepat untuk melepas ketegangannya," jelasnya.
Sementara, pemain tunggal putra Moh. Zaki Ubaidillah alias Ubed berpendapat, rasa tegang yang meliputi hampir semua pemain tuan rumah memiliki andil besar dalam kekalahan ini. Ketegangan semakin menjadi-jadi dengan aksi kejar-mengejar poin yang terus terjadi sejak awal hingga pertandingan berakhir dengan kekalahan yang hanya selisih satu poin. "Sedih pasti ada, soalnya sudah mengejar dari awal dan saya juga berusaha untuk menjauhkan poin sejauh mungkin, tapi kembali tersusul poinnya," kata pemain asal Sampang, Jawa Timur ini.
"Sebagai kapten saya mohon maaf karena belum bisa membawa tim sampai ke podium ataupun masuk final. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi belum dikasih rezeki," demikian Ubed.


