"Alhamdulillah bisa kembali menyumbang angka untuk tim Indonesia," tanggap Dejan kepada tim Humas dan Media PP PBSI.
Lebih lanjut atlet kelahiran Garut, Jawa Barat, ini, menjelaskan, keduanya belum dapat menerapkan pola permainan dengan tepat. Layaknya laga terakhir fase penyisihan grup, Dejan/Fadia mengalami kekalahan di gim pembuka. "Ini juga masih harus dikomunikasikan lagi dengan Fadia bagaimana mengatasinya," katanya.
"Di gim kedua kami sudah tahu cara bermain mereka, akhirnya kami bermain lebih sabar dan tenang. Di gim ketiga mereka lebih nekat, lebih memaksakan pola mereka. Beruntung kami juga sudah siap dan tidak terbawa ritme," Dejan, memaparkan.
Sementara, Fadia menilai, mereka telah mengambil inisiatif untuk bermain menyerang sejak awal gim pembuka. Namun, Yang/Hu memiliki pertahanan yang solid. Terlebih, Yang, yang bermain rangkap pada kejuaraan beregu campuran ini, memiliki kecepatan dan menunjukkan performa yang baik sepanjang pertandingan. "Mau tidak mau kami bermain defense dulu, baru balik menyerang. Dan ternyata berhasil," ungkapnya.
Dejan/Fadia pun meluapkan rasa lega setelah melalui drama tiga gim berdurasi 58 menit ini, mengingat keduanya adalah "pembuka jalan" bagi rekan-rekan mereka dalam laga-laga berikutnya. "Tegang dan beban pasti ada karena kalau main beregu, poin pertama itu bisa menentukan untuk tim. Tapi kami mencoba melupakan hal itu," demikian Dejan.


