"Meski hanya menjadi persaingan di antara negara-negara Asia Tenggara, hasil iitu bisa menjadi investasi bagi generasi muda atlet-atlet pelatnas Cipayung, Jakarta. Mereka mendapat pengalaman sebagai tulang punggung dalam kompetisi multi-cabang," tulis Kompas pada Jumat (26/12).
Alwi, pemain kelahiran 12 Mei 2005 di Surakarta, Jawa Tengah, mengawali nomor perorangan SEA Games 2025 dengan meraih dua kemenangan pertama melalui dua gim langsung atas Nguyen Hai Dang asal Vietnam dan Clarence Villaflor (Filipina). Di semifinal, ia bertarung tiga gim Justin Hoh (Malaysia) untuk merebut tiket final. Di partai puncak, pemain peringkat ke-17 dunia itu kembali menang tiga gim atas Ubed, sapaan bagi Moh. Zaki Ubaidillah, untuk merebut medali emas.
Sementara itu, perjalanan Ubed menuju medali perak SEA Games Thailand 2025 tidak berjalan mudah. Pebulu tangkis peringkat ke-48 dunia itu harus bekerja keras pada babak 16 besar untuk menyingkirkan Le Duc Phat (Vietnam) melalui laga tiga gim. Pada babak berikutnya, Ubed tampil meyakinkan dengan mengalahkan, Loh Kean Yew (Singapura), sebelum menghentikan langkah Leong Jun Hao (Malaysia) di semifinal. Dua kemenangan terakhir diraih pemain yang lahir pada 26 Juni 2007 di Sampang, Madura, Jawa Timur tersebut, melalui straight games.
"Di sisi positif dari perjalanan ALwi dan rekan-rekan mudanya di SEA Games ialah mereka terlibat dalam persaingan yang tidak bisa dibilang mudah. Malaysia dan Thailand menurunkan pemain-pemain terbaik dengan pengalaman menjuarai turnamen BWF level tinggi, seperti kejuaraan dunia," tulis media harian tersebut, yang juga menyoroti kemenangan Alwi atas Loh, penyandang titel juara dunia 2021.
"Tahun 2025 bukan tahun yang begitu baik bagi bulu tangkis Indonesia. Meski demikian, ada pemain muda yang menanti di asah agar potensi mereka tak sekadar menjadi asa," demikian Kompas.


