"Alhamdulillah bisa ke delapan besar, ini pencapaian terbaik kami dari beberapa turnamen ke belakang. Senang, tapi tugas belum selesai. Pastinya mau lebih lagi besok," kata Leo melalui keterangan pers Humas dan Media PP PBSI.
Lebih lanjut Leo menuturkan, setelah mengunci kemenangan di gim pembuka lalu sempat unggul di gim kedua, mereka justru dilanda rasa tegang lantaran teringat hasil sebelumnya, yaitu acapkali terhenti di babak-babak awal. Rasa grogi itu kembali muncul, seperti yang sempat terjadi pada laga sehari lalu saat berhadapan dengan pasangan Jepang, Kenya Mitsuhashi/Hiroki Okamura.
"Dua pertandingan ini jadi benar-benar suatu pembelajaran berharga bahwa satu poin itu sangat penting," kata Leo.
Sementara, Bagas mengungkapkan, di gim kedua Pada gim kedua, mereka kerap melakukan kesalahan sendiri, terlebih di poin-poin krusial. Kurangnya fokus membuat Leo/Bagas tersusul lawan dalam perolehan poin, sehingga peluang untuk menang dua gim langsung pun melayang. "Di gim ketiga kami coba melupakan yang terjadi di gim kedua, lebih fokus lagi ke pola permainan karena kami sudah hafal betul cara meredam mereka," jelasnya.
"Tinggal eksekusi dengan ketenangan," Bagas, menambahkan.
Di perempat final, Jumat (19/9), Leo/Bagas pasangan negeri jiran lainnya yang juga unggulan kedua, Aaron Chia/Soh Wooi Yik. "Akan jadi pertandingan yang seru dan sengit. Semoga kami bisa memberikan yang terbaik," tanggap Leo.


