Secara umum unggulan kedelapan itu menilai, penampilannya di hari pembuka turnamen bulu tangkis level BWF World Tour Super 1000 ini lebih baik ketimbang pekan lalu pada China Open 2025. Ia sama sekali tidak puas dengan performanya di saat bertanding di China. "Performa saya di minggu lalu jauh di bawah dengan yang saya inginkan," katanya kepada tim Humas dan Media PP PBSI.
"Bukan hanya tentang hasil, tapi secara permainan sama sekali tidak puas dan tidak senang," Gregoria, menambahkan.
Sementara, dalam pertemuan pertama dengan Sugiyama, Jorji, sapaannya, mengaku cukup kesulitan mengontrol permainan lantaran kondisi lapangan yang berangin. "Di gim pertama saya rasa di posisi itu tidak mudah untuk melakukan pengembalian-pengembalian bola, merancang strategi bahkan tempo pun berantakan. Lawan malah bisa terus menekan tapi beruntung di saat adu setting saya tidak membuang kesempatan," tuturnya, seraya menambahkan, "Keunggulan di gim pertama sangat menentukan."
Seusai mengunci kemenangan di gim pertama, Jorji merasa rasa percaya dirinya semakin tumbuh. Pertukaran lapangan turun berandil dalam perolehan poin hingga ia dapat meraih kemenangan straight games. "Saya juga tidak banyak melakukan kesalahan sendiri," jelasnya.
Di babak berikutnya, Jorji bertemu dengan Lin Hsiang Ti. Berdasarkan statistik pertemuan, Jorji unggul 1-0 atas pemain asal Taiwan tersebut, melalui kemenangan tiga gim di babak kedua Indonesia Masters 2025 pada Januari lalu.


