China Open 2025 - Momen Langka pada Akhir Pekan

Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathniel Pasaribu (Humas PP PBSI)
Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathniel Pasaribu (Humas PP PBSI)
Internasional ‐ Created by EL

Changzhou | Pencapaian semifinal turnamen bulu tangkis China Open 2025 yang diraih oleh ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan ganda campuran Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu, menggembirakan masyarakat Indonesia, terutama para pecinta olahraga bulu tangkis. Menyaksikan wakil "Merah Putih" bertanding pada akhir pekan dinilai sebagai momen langka.

Jafar/Felisha menorehkan catatan baru dengan pencapaian perempat final pertama turnamen bulu tangkis level BWF World Tour Super 1000. Keesokan hari, mereka bertanding dan menang dalam pertemuan pertama dengan Tang Chun Man/Tse Ying Suet, sekaligus memastikan diri sebagai wakil Indonesia pertama yang menembus semifinal. Pasangan muda itu berjuang selama 69 menit untuk merebut kemenangan tiga gim yang berakhir dengan skor 21-13, 18-21, 21-17. 

Kemenangan Jafar/Felisha atas pasangan Hong Kong tersebut membuat penggemar olahraga pukul bulu di Tanah Air bisa menyaksikan wakil Indonesia pada akhir pekan. "Pada 2025, momen melihat pemain Indonesia di semifinala atau final turnamen BWF World Tour langka terjadi, apalagi melihat mereka menjadi juara," tulis Kompas pada Sabtu (26/7).

Media harian tersebut mencatat, atlet Indonesia baru mendapat dua gelar juara pada turnamen level rendah, yakni melalui Lanny Tria Mayasari/Siti Fadia Silva Ramadhanti pada Thailand Masters 2025 dan Jafar/Felisha (Taipei Open 2025). Sementara, Fajar/Fikri menjadi wakil "Merah Putih" ketiga yang menembus turnamen level tinggi Super 1000, setelh Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana (All England 2025) dan Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani (Indonesia Open 2025).

Namun, perjuangan Jafar/Felisha di Changzhou terhenti di semifinal. Pasangan berperingkat ke-14 dunia itu kalah dari ganda campuran nomor dua dunia asal China, Jiang Zhen Bang/Wei Ya Xin, melalui rubber game 21-16, 15-21, 16-21. "Kami cukup senang dengan apa yang kami tampilkan di sini. Kami bisa mengimbangi pasangan-pasangan top. Kami merasa, level kami sudah tidak terlalu jauh dengan mereka, hanya kami perlu lebih konsisten lagi di lapangan," kata Felisha kepada tim Humas dan Media PP PBSI, setelah pertandingan ketat berdurasi 64 menit tersebut.

"Secara pribadi, saya harus meningkatkan antisipasi dan power," tambah atlet bulu tangkis berusia 19 tahun itu.

Kendati pun Indonesia kehilangan satu wakil, momen langka masih berlanjut hingga Minggu (27/7). Fajar/Rian menang di semifinal. Pasangan "dadakan" yang dibentuk oleh PP PBSI ini melaju ke final seusai mengalahkan pasangan tuan rumah Liang Wei Keng/Wang Chang melalui dua gim langsung 21-19, 21-17 dalam tempo 37 menit. Di final, pasangan non-unggulan ini bertemu dengan ganda putra berperingkat ke-2 dunia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik. "Mereka luar biasa prestasinya tahun ini. Tidak mudah, tapi kami akan habis-habisan," ujar Fajar.

Titel juara China Open 2025 di sektor ganda putra diperebutkan oleh wakil Indonesia dan Malaysia, sementara laga final sesama wakil China tercipta di empat nomor lainnya.

Selain turnamen level tinggi di Guangzhou, dua wakil Indonesia di level junior juga berjuang pada hari yang sama untuk mencapai podium tertinggi Badminton Asia Junior Championships (BAJC) 2025 di Solo. Mereka adalah tunggal putra Moh. Zaki Ubaidillah dan ganda campuran Ikhsan Lintang Pramudya/Rinjani Kwinara Nastine. Lawan-lawan asal China menanti para wakil tuan rumah di partai puncak BAJC 2025 untuk kategori perseorangan ini.