China Open 2025 - Sorotan Tertuju pada Fajar/Fikri

Fajar Alfian/Muhammad Shohibul (Humas PP PBSI)
Fajar Alfian/Muhammad Shohibul (Humas PP PBSI)
Internasional ‐ Created by EL

Changzhou | Ganda putra Indonesia Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri langsung memeluk pelatih mereka, Antonius Budi Ariantho, setelah memenangi laga semifinal China Open 2025, Sabtu (26/7) malam. Olympic Sports Center Gymnasium di Changzhou, China, tempat digelarnya turnamen bulu tangkis level BWF World Tour Super 1000 ini, terasa lebih hening sesudah pasangan "dadakan" tersebut mengalahkan wakil tuan rumah Liang Wei Keng/Wang Chang.

Fajar/Fikri, ganda putra "Merah Putih" yang berstatus non-unggulan, menang dua gim langsung 21-19, 21-17 dalam tempo 37 menit atas peraih medali perak Olimpiade Paris 2024 tersebut. "Hari ini kami menerapkan permainan cepat dan memegang permainan depan. Kami juga tampil tanpa beban, bermain enjoy karena bukan pasangan asli," papar Fajar kepada tim Humas dan Media PP PBSI.

"Tidak mudah bagi kami, karena selain melawan Liang/Wang, kami juga harus melawan satu stadion yang antusiasnya luar biasa mendukung pemain tuan rumah. Kami mencoba rileks dan mencoba lebih fokus saja," tambah atlet asal Bandung, Jawa Barat ini.

Sejak awal gim pertama, kedua pasangan langsung beradu permainan cepat. Sebagai pemain depan, baik Fajar maupun Fikri, selalu sigap menyambar pengembalian tanggung dari Liang/Wang. Fajar/Fikri juga selalu unggul dalam perolehan poin dan tetap memimpin 11-8 di interval gim pertama. 

Selepas rehat, Liang/Wang meningkatkan tempo permainan. Mereka dapat menyamakan kedudukan sebanyak tiga kali, yaitu pada 12-12, 15-15, dan 16-16. Selain itu, pertahanan pasangan juara China Open 2023 ini juga begitu rapat. Namun, Fajar/Fikri dapat mengatasi momen kritis di pengujung gim pembuka dan mengonversi dua game points yang dimiliki menjadi kemenangan 21-19.

Di gim berikutnya, Fajar/Fikri dan Liang/Wang kembali bertarung ketat dan saling mengejar angka. Selisih skor di awal-awal gim kedua tak pernah lebih dari dua poin, kecuali ketika mendekati interval. Fajar/Fikri mampu mempertahankan keunggulan hingga interval dengan skor 11-7 setelah bertanding selama sembilan menit.

Fajar/Fikri tetap mampu menjaga keunggulan dalam perolehan poin sesudah interval, meski Liang/Wang terus berupaya mendekati poin lawan. Mereka pun dapat mengantongi tiga match points, sebelum mengunci kemenangan gim kedua dengan skor 21-17. 

Dengan hasil ini, Fajar/Fikri memiliki kans untuk mengakhiri dahaga gelar juara bagi Indonesia, sejak Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon menempati podium teratas China Open 2019. "Sangat berarti bagi saya bisa masuk final Super 1000. Sudah lama saya dan A' Fajar tidak naik podium terutama di Super 1000. Semoga besok bisa dituntaskan menjadi podium tertinggi," tanggap Fikri.

"Saya merasa, berpasangan dengan A' Fajar bisa membuat saya lebih tenang, lebih dewasa di dalam lapangan. Sebagai senior sejak di klub, dia benar-benar bisa ngemong dan membimbing saya," tambah pemain yang berasal dari klub yang sama dengan Fajar, yaitu SGS-PLN Bandung.

Di final, Minggu (27/7), mereka bertemu dengan ganda putra Malaysia berperingkat ke-2 dunia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik. Pasangan negeri jiran itu memenangi laga di babak empat besar melalui straight games 21-13, 21-17 atas Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty asal India. "Besok di final akan bertemu Aaron/Soh. Mereka luar biasa prestasinya tahun ini. Tidak mudah, tapi kami akan habis-habisan," demikian Fajar.