(French Open) Pejuang Terakhir

Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon menyambut pengembalian.
Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon menyambut pengembalian. (Foto: PBSI)
Internasional ‐ Created by Bimo Tegar

Paris | Sektor ganda putra Indonesia melalui Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, menjadi pejuang terakhir yang akan tampil di babak final French Open 2018 BWF World Tour Super 750. Tiket partai puncak berhasil diamankan Kevin/Marcus lewat kemenangan 21-12 dan 26-24 atas wakil India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty, pada pertandingan yang berlangsung di stadion Pierre de Coubertin, Paris, Sabtu (27/10).

The Minions mampu menyelesaikan game pertama dengan cukup mudah. Namun, pasangan ganda putra peringkat satu dunia ini harus bekerja lebih keras di game kedua. "Kita senang bisa ke final, di game kedua lawan mainnya beda sekali dari game pertama, banyak peningkatan. Di game pertama mereka mungkin tegang, jadi tidak nyaman mainnya," kata Marcus Fernaldi Gideon.

Kevin Sanjaya pun mengomentari grafik permainan meningkat yang diperlihatan Satwiksairaj/Chirag pada game kedua. Menurut Kevin, pertahanan pasangan ganda putra India itu, terlihat lebih rapat dan solid. "Pada game pertama, lawan mudah dimatikan. Namun mereka mempercepat permainan di game kedua, defense mereka pun lebih rapat," terang Kevin.

Berhasil menjajaki partai puncak French Open 2018 BWF World Tour Super 750, membuat Kevin/Marcus kian dekat dengan gelar juara kedelapannya sepanjang 2018 ini. Meski demikian, The Minions harus lebih dulu berhadapan dengan ganda putra Tiongkok, Han Chengkai/Zhou Haodong. Han/Zhou lolos ke final usai menang 13-21, 21-18 dan 21-17 atas wakil Taiwan, Lee Jhe-Huei/Lee Yang.

Pertandingan final besok (28/10), akan menjadi pertemuan ketiga bagi kedua pasangan. Terakhir kali bertemu di China Open 2018 BWF World Tour Super 1000, September lalu, Kevin/Marcus kalah ditangan Han/Zhou melalui rubber game dengan skor 19-21, 21-11, 17-21.

"Kita sudah mengevaluasi penampilan kita di pertemuan sebelumnya. Kita juga harus lebih siap capek dengan kondisi lapangan seperti ini, lebih mau maksa karena lawan tidak mudah dimatikan. Mereka juga pernah mengalahkan kita, jadi kita harus lebih siap lagi," tandasnya.