Kepada tim Humas dan Media PP PBSI, Devin mengungkapkan, di gim pembuka mereka dapat memimpin sejak awal dan terus menekan lawan. Namun, saat memasuki "poin tua", mereka justru mengalami kepanikan sehingga gagal menjaga keunggulan dan kehilangan beberapa poin penting.

Di gim berikutnya, lanjut Devin, pertandingan berlangsung ketat sejak awal. Meski begitu, mereka berhasil mempertahankan fokus dan menjalankan pola permainan yang sama seperti di gim pertama. "Di poin 15-15 lawan banyak salah buang bola dan kami lebih mudah ambil poin," tuturnya.

"Di gim ketiga kami dapat percaya diri meskipun sempat terganggu di awal gim. Namun setelah unggul, lawan bermain kurang enak dan kami terus menekan," Devin, menambahkan.

Sementara itu, Faathir menyatakan, di awal pertandingan, mereka mencoba bermain reli panjang, tetapi justru tertinggal dalam perolehan poin. Akhirnya, mereka mengubah strategi dengan memadukan pukulan panjang, pendek, dan berbagai variasi, dengan tujuan mengambil kendali permainan. "Lawan sendiri mainnya tenang dan berani buat main halus di depan, serta defense-nya berani juga," katanya.