Pelatih tunggal putri pelatnas bulu tangkis Indonesia, Imam Tohari, Sabtu (19/7) siang, mengemukakan bahwa Jorji, sapaannya, belum menemukan ritme permainan yang jamak ditampilkannya sebelum menepi dari arena pertandingan. "Cara bermain dan insting-insting permainan dia yang hilang, belum menemukan ritme permainan yang semestinya," tuturnya melalui keterangan pers Humas dan Media PP PBSI.
Jorji kembali gelanggang elite bulu tangkis dunia melalui Japan Open 2025. Ia langsung tersisih di babak 32 besar turnamen level BWF World Tour Super 750 tersebut, setelah gagal menghentikan perlawanan pemain tuan rumah Riko Gunji. Ia kalah dua gim langsung 10-21, 12-21. "Permainan saya sama sekali belum baik. Di sisi lain, lawan bermain sangat berani dan bisa mengontrol pertandingan," ungkap Jorji, sesudah laga berdurasi 35 menit itu.
Imam menyatakan, banyak hal yang perlu dibenahi oleh Jorji untuk dapat kembali bersaing di sejumlah turnamen dengan level tinggi. Beberapa di antaranya adalah ketahanan fisik serta fokus sepanjang pertandingan. "Di level Super 750 dan 1000 ini memerlukan daya tahan. Saya melihat reli-reli panjang sering sekali terjadi. Selain fisik, fokus juga harus tahan. Ini yang belum kembali dari dia," katanya.
Di sisi lain, berdasarkan performa Jorji melawan wakil negeri "Matahari Terbit" tersebut, kelincahan dan pukulan Jorji masih ada keterbatasan. "Jadi ini pelajaran-pelajaran untuk dia menjelang World Championships nanti," Imam, menjelaskan.
Seusai Japan Open 2025, Jorji dijadwalkan bertanding pada China Open 2025 di Changzhou, China, 22-27 Juli. Berdasarkan hasil drawing sementara, Jorji menempati unggulan kedelapan dan bertemu dengan Kaoru Sugiyama asal Jepang.


