"Kemenangan ini membuktikan bahwa kami secara individual mempunyai kualitas yang mampu mengimbangi pemain top dunia," tanggap Tiwi melalui keterangan pers Humas dan Media PP PBSI.
Tiwi juga mengemukakan, mereka tampil melawan pasangan peringkat ke-4 dunia ini dengan strategi yang telah dipersiapkan baik. Di gim pertama, dalam kondisi "menang angin", mereka berusaha mengambil inisiatif menyerang tanpa terburu-buru dan menunggu momen yang tepat untuk menekan lawan. "Jadi mainnya lebih efisien," katanya.
Sementara, Ana menyatakan, Baek/Lee memanfaatkan kondisi lapangan yang "menang angin" dengan menerapkan strategi bertahan terlebih dulu. Pasangan negeri ginnseng itu beberapa kali menahan bola lalu berbalik menyerang, yang membuat mereka kesulitan untuk mengembangkan permainan. "Nah, pas bola tanggung itu, kita nafsu banyak smes dan malah sering mati-mati sendiri," ujarnya.
"Akhirnya kita lebih banyak nurunin bola dengan arah yang lebih nyusahin lawan daripada full smes," Ana, menambahkan.
Di perempat final, Jumat (29/8), Ana/Tiwi berhadapan dengan pasangan Jepang, Rin Iwanaga/Kie Nakanishi. Dalam statistik pertemuan, kedua pasangan berbagi dua kemenangan, dengan kemenangan bagi Ana/Tiwi pada pertemuan terakhir di fase grup BWF World Tour Finals 2024.


