Kompas melaporkan, Minggu (31/8), sejak ajang ini digelar pada 1977, Marín telah melampaui prestasi para atlet China yang mendominasi persaingan tunggal putri pada era 1980an hingga 2012. Pada era itu, China memiliki Li Ling Wei, Ye Zhao Ying, Zhang Ning, Xie Xing Fang, hingga Wang Yi Han.
Dalam perjalanan menuju partai puncak, Yamaguchi melalui empat babak pertama tanpa kehilangan satu gim pun. Pemain peringkat ke-5 dunia itu menang atas Kai Qi (Bernice) TEOH asal Australia, Kim Ga Eun (Korea Selatan), Supanida Katethong (Thailand), Han Yue (China).
Yamaguchi mendapatkan perlawanan sengit di babak empat besar, saat berhadapan dengan unggulan kesembilan Putri Kusuma Wardani (Indonesia). Ia membutuhkan waktu selama 58 menit untuk merebut kemenanangan rubber game 21-17, 14-21, 21-6.
Adapun, final Kejuaraan Dunia 2025 menjadi final pertama Yamaguchi pada musim kompetisi tahun ini, setelah enam kali kandas di babak empat besar, yaitu pada All England, Malaysia Masters, Singapore Badminton Open, Indonesia Open, Japan Open, serta China Open. Pencapaian terendah Yamaguchi pada 2025 adalah perempat final Badminton Asia Championships, ketika ia kalah dari Chen dengan skor 19-21, 13-21.
Sementara bagi Chen, medali emas Kejuaraan Dunia masih menjadi satu-satunya gelar bergengsi yang belum berhasil diraihnya. Hingga kini, pebulu tangkis berusia 27 tahun itu telah mengoleksi medali perak pada edisi 2022 serta dua medali perunggu pada 2019 dan 2023.


