"Dengan A' Fajar, kan, memang sudah dekat. Jadi di luar lapangan 'chemistry' dan adaptasinya sudah oke. Di kamar pun tidak ada canggung, malahan kami sering sharing banyak hal. Baik tentang bulu tangkis atau di luar bulu tangkis," tutur Fikri kepada tim Humas dan Media PP PBSI.

Sementara, Fajar, yang terpaut usia lima tahun lebih tua dari Fikri menyatakan, Jin/Na adalah pasangan muda "Negeri Ginseng" yang tengah naik daun. Mereka adalah juara Indonesia Masters I 2025 Super 100 yang digelar di Pekanbaru, Riau, belum lama ini. "Pastinya mereka mempunyai motivasi lebih untuk naik kelas apalagi tampil di depan publik sendiri, tapi kami juga ingin menunjukkan konsistensi. Kami tidak mau kalah," tegasnya.

Lebih lanjut Fajar menjelaskan, memasuki gim kedua, Jin/Na benar-benar menunjukkan peningkatan performa. Mereka tak lagi terburu-buru menyerang, melainkan lebih sabar bertahan untuk meredam serangan, kemudian berbalik menekan dengan pola serangan yang lebih tajam dan bervariasi. "Tapi kami sudah antisipasi dan Alhamdulillah bisa menang," ujar pemain berumur 30 tahun itu.

Pada kesempatan tersebut pemain asal klub bulu tangkis SGS-PLN Bandung itu juga menyatakan, guna menjaga kondisi tetap prima, ia menekankan pentingnya menjaga pola makan dan waktu istirahat. Beruntung, pelatnas PBSI memiliki fasilitas pendukung lengkap, mulai dari fisioterapis, masseur, hingga tenaga ahli lainnya, yang selalu siap membantu proses pemulihan. "Memang di usia yang tidak muda lagi, saya harus pintar menjaga kondisi," katanya.

Di semifinal, Sabtu (27/9), Fajar/Fikri bertemu dengan unggulan kelima Lee Jhe-Huei/Yang Po-Hsuan. Mengenai persiapan dalam menghadapi pasangan asal Taiwan tersebut, Fikri berujar, "Lawan pasti lebih sulit jadi persiapan harus maksimal. Recovery harus dengan baik. Yang terpenting jangan lengah."