"Alhamdulillah bisa menang, lega bisa revans lawan mereka," tanggap Amri kepada tim Humas dan Media PP PBSI, seusai laga yang berlangsung di Suwon Gymnasium, Suwon, Korea Selatan itu.
"Tadi kami bermain dari awal terus mempercepat tempo, kami tidak mau kalah speed dengan lawan tapi memang resikonya jadi pertandingan yang cukup melelahkan, resiko yang harus diambil. Selain itu, kami bermain nothing to lose," tambah atlet bulu tangkis berumur 26 tahun ini.
Sementara, Nita menyatakan, di gim pertama, meski sudah unggul menjelang akhir pertandingan, mereka tampil terburu-buru karena ingin segera menuntaskan laga. Pola permainan tersebut memberi keuntungan bagi Midorikawa/Saito untuk membalikkan keadaan, tetapi Amri/Nita mampu mengunci kemenangan gim pertama. "Kak Amri dan pelatih terus meningatkan saya untuk lebih tenang, lebih sabar," ungkapnya.
Di gim berikutnya, setelah unggul saat interval dengan skor 11-8, Amri/Nita memperoleh banyak poin dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh Midorikawa/Saito. Duo "Negeri Sakura" itu kerap kali gagal menyeberangkan kok karena tersangkut di net dan pengembalian melebar ke samping. Amri/Nita menyelesaikan gim kedua dengan kemenangan 21-14, seusai mengantongi delapan match point.
"Bisa mengalahkan unggulan yang sudah juara Super 500 dan top 10 pasti berpengaruh pada kepercayaan diri kami. Semoga dari sini kami bisa terus bermain lepas tanpa beban," kata Amri.
Di perempat final, Amri/Nita bertemu unggulan keempat Guo Xin Wa/Chen Fang Hui (China) pada Jumat (26/9)


