Medali Emas Greysia Polii di Ajang Multi Event Lengkap!

Greysia Polii (Indonesia) sukses meraih emas Olimpiade Tokyo 2020. (Foto: BADMINTONPHOTO - Yves Lacroix)
Greysia Polii (Indonesia) sukses meraih emas Olimpiade Tokyo 2020. (Foto: BADMINTONPHOTO - Yves Lacroix)
Internasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Pebulutangkis ganda putri Greysia Polii cukup layak untuk disebut ratu bulutangkis Indonesia. Bagaimana Tidak. Greysia sukses melengkapi raihan medali emas di semua ajang multi event bergengsi. Pemain 33 tahun itu tercatat sudah mengoleksi medali emas dari SEA Games, Asian Games dan terakhir Olimpiade. Ini adalah pencapaian yang luar biasa bagi Greysia dalam karier bulutangkisnya.

Greysia mendapatkan medali emas pertamanya di ajang multi event pada gelaran Asian Games 2014 lalu di Incheon, Korea. Saat itu dia masih berduet dengan Nitya Krishinda Maheswari. Pada partai perebutan medali emas Asian Games 2014 itu, Greysia/Nitya mampu memetik kemenangan dua game langsung atas ganda putri Jepang, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi dengan skor 21-15 dan 21-9.

Sementara dari ajang SEA Games, Greysia baru mendapatkan medali emasnya pada edisi 2019 di Manila, Filipina. Saat itu, dia sudah berpasangan dengan Apriyani Rahayu. Sebelumnya, Greysia juga pernah mengalungkan medali perak di tiga edisi SEA Games. Yakni pada 2005 di Filipina, 2007 di Nakhon Ratchasima, Thailand serta 2013 di Naypyitaw, Myanmar. Medali perak SEA Games 2005 dan 2007 diraih Greysia saat masih berpasangan dengan Jo Novita. Sementara saat mendapatkan perak di SEA Games 2013 Myanmar, Greysia tampil bersama Nitya.

Raihan medali emas di ajang Olimpiade Tokyo 2020 bersama Apriyani menjadi pencapaian tertinggi dan terbesar bagi Greysia. Greysia/Apriyani juga sukses mencatatkan sejarah sebagai ganda putri Indonesia pertama yang sukses mendulang medali emas di pentas Olimpiade. Penantian panjang 29 tahun sektor ganda putri Indonesia untuk meraih medali emas akhirnya mampu diwujudkan Greysia/Apriyani pada ajang Olimpiade Tokyo 2020 ini.

“20 tahun yang lalu ketika saya masih berusia 13 tahun, saya tahu Indonesia belum membuat sejarah di ganda putri dan saya bersabar. Saya tahu, saya dilahirkan untuk menjadi pemain bulutangkis dan saya memiliki keyakinan pada usia 13 tahun bahwa saya ingin membuat sejarah,” kata Greysia Polii.

“Tuhan telah memberi saya mimpi dan keyakinan dalam hati bahwa saya memilih ini. Dibutuhkan komitmen yang kuat untuk mencapai mimpi meraih medali emas Olimpiade ini. Keluarga saya mengatakan kepada saya untuk tidak menyerah dan jangan berhenti,” sambungnya menambahkan.

Greysia/Apriyani juga tercatat sebagai pebulutangkis putri ketiga di Indonesia yang sukses mempersembahkan medali emas di ajang Olimpiade. Sebelumnya, ada Susy Susanti yang meraih medali emas di Olimpiade Barcelona 1992. Lalu ada Liliyana Natsir yang meraih emas ganda campuran di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 bersama Tontowi Ahmad.

Meski begitu, raihan medali emas Greysia di ajang multi event sedikit lebih mentereng dari Susy dan Liliyana. Susy dan Liliyana sama-sama belum pernah meraih medali emas di kancah Asian Games. Capaian terbaik Susy di Asian Games nomor perorangan adalah meraih medali perunggu di Asian Games Beijing 1990 dan Asian Games Hiroshima 1994. Sedangkan Liliyana mendapat medali perak dari Asian Games Incheon 2014 dan medali perunggu di Asian Games Jakarta 2018.