Menembus Level Elite Dunia Masih Jadi Tantangan

Putri Kusuma Wardani (Humas PP PBSI)
Putri Kusuma Wardani (Humas PP PBSI)
Internasional ‐ Created by EL

Jakarta | Indonesia mencatatkan hasil terbaik berupa pencapaian babak empat besar pada BWF World Tour Finals (WTF) 2025 di Hangzhou, China, melalui pasangan non-pelatnas Sabar Karyaman Gutama/Moh. Reza Pahlevi Isfahani. Sementara itu, empat wakil "Merah Putih" tersingkir di fase penyisihan grup yang menerapkan format round robin. Para pebulu tangkis Indonesia dinilai masih menghadapi kesulitan untuk menembus persaingan di level elite dunia.

"Rentang antara atlet-atlet Indonesia dan pemain terbaik dunia semakin terlihat," tulis Kompas pada Jumat (26/12). 

Tak hanya dari SEA Games Thailand 2025 dan BWF WTF 2025, gambaran kekuatan Indonesia dibandingkan negara lain juga terlihat dari turnamen BWF sepanjang 2025, terutama dari level BWF World Tour yang terdiri dari Super 300, 500, 750, dan 1000. "Indonesia hanya mendapat 10 gelar, di bawah China, Korea Selatan, Thailand, Jepang, dan Malaysia," dengan catatan surat kabar tersebut dalam artikel dengan kepala berita "Ada Asa dari Atlet Muda di Arena Bulu Tangkis".

Para juara asal Indonesia pada level itu, ada tunggal putra Alwi Farhan, Jafar Hidayatulla/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu (ganda campuran), serta Raymond Indra/Nikolaus Joaquin (ganda putra). Begitu pula Putri Kusuma Wardani, tunggal putri peringkat ke-6 dunia, yang tetap diharapkan sebagai tumpuan harapan Indonesia di masa mendatang, meski gagal meraih satu gelar pun sepanjang musim kompetisi tahun ini.

Meski 2025 bukan tahun yang baik bagi bulu tangkis Indonesia, ada sejumlah pemain muda yang menunggu diasah agar potensi mereka tak sekadar menjadi harapan. Di pundak para pemain muda tersebut, ada harapan dan tanggung jawab untuk melanjutkan estafet prestasi para senior mereka, seperti Jonatan Christie, Gregoria Mariska Tunjung, serta Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.

Putri, yang pada BWF WTF 2025 hanya mampu bertahan di fase penyisihan grup dengan catatan satu kemenangan dan dua kekalahan, dinilai belum menunjukkan konsistensi permainan, khususnya saat menghadapi An Se Young dan Akane Yamaguchi. Atlet yang juga berprofesi sebagai polisi itu, baru mampu memaksa dua tunggal putri terbaik dunia tersebut bermain hingga tiga gim.

Namun, ia mengaku puas dapat tampil pada BWF WTF, mengingat tidak mudah harus berjuang sepanjang musim untuk mengamankan tiket ke ajang penutup musim kompetisi tersebut. Putri menegaskan tekadnya untuk memaksimalkan setiap kesempatan pada debutnya, sekaligus menjadikan turnamen ini sebagai motivasi untuk kembali meraih hasil konsisten dalam rangkaian Tur Dunia BWF pada musim kompetisi berikutnya. "Dari kemarin juga selalu bermain rubber game dan bisa mengambil satu gim dari An Se Young maupun Akane. Menurut saya itu sudah cukup memuaskan, dan akhirnya saya harus tetap bersyukur berada di posisi ketiga Grup A," melalui keterangan pers Humas dan Media PP PBSI.

Putri juga menegaskan komitmennya untuk menjaga konsistensi performa agar tidak kembali mengalami penurunan seperti yang terjadi dalam dua setengah tahun terakhir, dengan terus memperhatikan kualitas latihan serta pola kehidupan sehari-hari. "Terutama soal recovery, supaya kondisi tubuh tetap terjaga dan terhindar dari cedera," katanya.

"Istirahat juga harus baik. Lalu dari program latihan, apa pun yang diberikan oleh pelatih teknik maupun pelatih fisik, sebisa mungkin saya jalani dengan sebaik-baiknya," demikian Putri.